Jajanan Berbahaya Intai Anak-anak

Jajanan Berbahaya Intai Anak-anak

CIREBON - Kasus keracunan yang menimpa siswa belakangan ini, patut menjadi perhatian. Karena hal itu berkaitan dengan jajanan yang dikonsumsi oleh siswa di sekolah.
\"puskesmas
Puskesmas Kesambi Kota Cirebon inspeksi jajanan sekolah. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon
Hal ini mengundang keprihatinan wali murid di sejumlah sekolah dasar di kabupaten Cirebon. Seperti yang diakui Damudi (54) warga Lemahabang, yang kini masih memiliki anak kecil yang duduk di salah satu SD Lemahabang. 

Menurutnya, kejadian tersebut menjadi perhatian orang tua. Karena hal itu bisa saja menimpa siapapun, tanpa terkecuali anaknya yang kini masih duduk di kelas 4 SD. “Dengar dari media, katanya ada siswa yang keracunan. Jelas, saya selaku orang tua khawatir,” ujar Damudi, kemarin.

Ia menuturkan, apa yang telah dianjurkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Cirebon terkait imbauannya dengan jajanan yang berwarna mencolok menjadi acuan. 

Karena meskipun dirinya belum mengetahui informasi hasil laboratorium terkait sample yang telah dikirimkan. “Makanya saya seringkali mengingatkan anak saya untuk berhati-hati ketika membeli jajan di sekolah,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kesambi, Sulfiyanty Irfan MMKes menjelaskan, keracunan yang menimpa siswa di Kota Cirebon khususnya di wilayah kerjanya sejauh ini belum pernah ditemukan. Bahkan, dirinya menekankan jangan sampai terjadi di wilayah kerjanya.

Makanya, kata dia, salah satu upaya yang telah intens dijalankannya adalah dengan melakukan program inspeksi jajanan makanan dan minumn (mamin) di sekolah. Bahkan program intens tersebut sudah berjalan sejak lama dan telah terjadwal. Yakni sebulan sekali dan per triwulan.

“Kami sudah rutin diadakan inpeksi jajanan di sekolah, sedajk ditemukan adanya indikasi yang mengarah pada ketidak wajaran. Segera ditindak lanjuti dengan diberikan teguran dan pembinaan tetapi secara umum semua kami berikan pembinaan bagi para pedagang,” terang dia.

Menurunya, hal itu dilakukan karena telah masuk dalam program kesehatan lingkungan. Makanya, sejauh ini, dirinya mengaku belum pernah menemukan adanya kasus keracunan diwilayah kerjanya. 

“Jangan sampailah, mudah-mudahan akan berlangsung lama, agar kondusifitas dunia kesehatan di Kota tetap terjaga,” ucapnya.

Ia pun tak mau berspekulasi, kaitannya dengan kandungan dalam jajanan yang di konsumsi oleh ke 33 siswa di SDN 1 Muara itu. “Hanya saja, ketika menemukan jajanan berwarna mencolok, bisa saja diakibatkan oleh pewarna tekstil yang terkadung didalamnya dan zat tersebut membahayakan bagi kesehatan,” ujarnya. (zen)

Sumber: