Ormas Sepakat Tidak Bawa Masalah Daerah Lain ke Cirebon
Kamis 09-11-2017,06:00 WIB
CIREBON - Ketegangan antara GP Ansor, Banser dan Laskar Pembela Islam (LPI) Kabupaten Cirebon dalam menyikapi kasus penolakan kedatangan Ustad Bachtiar Nasir (UBN) di Kabupaten Garut dikhawatirkan akan berdampak pada konflik berkepanjangan di Cirebon.
|
Pimpinan LPI, PCNU dan GP Ansor Kabupaten berdamai. Foto: Yoga/Rakyat Cirebon |
Kapolres Cirebon, AKBP H Risto Samodra SSos SIK SH MH, langsung berinisiasi mempertemukan pihak-pihak yang bertikai untuk mendinginkan suasana.
Awalnya, Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Kabupaten Cirebon menyayangkan pernyataan Laskar Pembela Islam (LPI) yang dinilai provokatif.
Di hadapan ratusan anggota Banser, Ketua Ansor Kabupaten Cirebon, H Ujang Busthomi mengatakan, surat keberatan yang dikeluarkan LPI Kabupaten Cirebon untuk PCNU Kabupaten Garut yang dinilai sangat provokatif.
Banser bahkan meminta agar LPI Kabupaten Cirebon untuk tidak memperkeruh suasana dengan menyebut kemungkinan ada pertumpahan darah.
Pernyataan tersebut sangat provokatif dan terkesan menantang warga Nahdliyin. Ujang juga meminta kepada LPI agar tidak ikut campur dalam urusan masyarakat Garut yang salah satu elemen warganya yakni PCNU, yang keberatan terhadap pengajian Ust Bahtiar Nasir dan Ust A Shabri Lubis.
Melihat imbas kejadian di Kabupaten Garut oleh PCNU tersebut, Kapolres Cirebon AKBP H Risto Samodra SSos SIK SH MH berinisiatif untuk mempertemukan organisasi kemasyarakatan yang mulai berkonflik, Rabu (8/11) di Mapolres Cirebon. Pertemuan ini dilaksanakan guna mencegah melebarnya gesekan antar ormas khususnya di wilayah Kabupaten Cirebon.
Pantauan Rakyat Cirebon, dalam pertemuan itu nampak hadir Ketua Laskar Pembela Islam (LPI) Kabupaten Cirebon, Habib Ayip Al Habsyi, Ketua PCNU Kabupaten Cirebon KH Aziz Hakim Syaerozi serta Sekretaris GP Ansor, Masyuri Wahid. Bahkan, Dandim 0620 Letkol Irwan Budiana juga nampak menghadiri pertemuan yang berlangsung selama satu jam tersebut.
Prakarsa kapolres ini membuahkan hasil dengan disepakatinya beberapa poin. Poin penting dari kesepakatan tersebut adalah, mereka tidak akan ikut campur dengan persoalan ormas dari daerah lain dan mengedepankan kondusifitas wilayah Cirebon.
Pada prinsipnya mereka sepakat untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan saling bertabayun, menjalin kerja sama dan komunikasi antarorganisasi Islam. “Kalaupun ada persoalan di wilayah lain di Jabar, kami sepakat untuk tidak ikut-ikutan,” ungkap Ketua PCNU Kabupaten Cirebon.
Sekretaris GP Ansor Kabupaten Cirebon Masyuri Wahid menambahkan, semua pihak yang hadir juga sepakat untuk mengedepankan dakwah yang menyejukkan. “Soal ada masalah di daerah lain, biar diselesaikan mereka masing-masing dan jangan dikembangkan di Cirebon, “ katanya.
Sementara itu Kapolres yang menginisiasi pertemuan, menyambut positif atas poin-poin kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan itu. Menurutnya, tujuan diadakan pertemuan memang didasari niat memperkuat persaudaraan antarmuslim (ukhuwah islamiyah).
“Dengan silaturahmi ini akhirnya memberikan solusi terbaik dan memperkuat ukhuwah islamiah bagi semua umat muslim di Kabupaten Cirebon. Tidak ada perpecahan antara PCNU, GP Ansor, Banser dan LPI (FPI), karena semua adalah saudara dan sama-sama saling menghormati dan bersinegri menciptakan suasa kerukunan beragama di Kabupaten Cirebon, “ katanya.
Dikatakannya, dalam pertemuan juga semua pihak saling menyadari untuk lebih bijak dalam menyikapi kabar yang beredar di sosial media.
“Apalagi era saat ini dimana yang namanya kabar bohong atau hoax dengan mudahnya tersebar di medsos tanpa bisa dicegah. Makanya perlu saling bertemu dan berkomunikasi untuk bertabbayun,” ujarnya.
Kapolres juga mengingatkan untuk sama-sama saling intropeksi dan mawas diri, karena manusia tidak bisa lepas dari salah dan alpa. “Marilah kita sama-sama untuk menciptakan Cirebon yang aman dan tentram serta rukun, “ katanya.(yog)
Sumber: