Poros Baru, Majalengka Bisa Satukan Bandung, Bekasi dan Cirebon

Poros Baru, Majalengka Bisa Satukan Bandung, Bekasi dan Cirebon

KEPALA Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro berkunjung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Majalengka, Jumat pagi (3/11). Ia yakin, Kertajati akan menjadi pusat pertumbuhan baru di Jawa Barat.

\"kepala
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro tinjau proyek BIJB. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Bambang mengatakan, Kertajati Majalengka akan menjadi pusat pertumbuhan baru, karena Jawa Barat  selama ini hanya berpusat di Bandung, Bogor, Bekasi dan Cirebon saja.

Bambang menyebutkan, keberadaan Bandara Kertajati harus diperkuat oleh adanya jalur kereta ke Jakarta atau ke Bandung agar tidak hanya mangandalkan transportasi yang sudah ada. 

Juga harus mempercepat pembangunan jalur jalan tol layang dan MTR di wilayah Bekasi dan Jakarta agar jalan bisa ditempuh dengan dua jam. “Saat ini Jakarta-Kertajati  ditempuh denganw waktu tiga jam, sehingga perjalanan masih terbilang lama,” kata Bambang.

Menurut Bambang,  di wilayah Kertajati ini yang berada di tengah agak kosong dan jika tidak dibangun dengan baik kedepannya tidak akan berkembang.  

 \"Kita harapkan pembangunan Kertajati tidak hanya bandara dan aero city saja  tapi juga dampak pada pembangunan di sekitarnya. Di samping itu diharapkan wilayah Cirebon, Bandung, Bekasi akan dipersatukan dengan hadirnya Bandara Internasional Jawa Barat ini,\" jelasnya.

Lebih lanjut Bambang menambahkan, Pemerintah Pusat akan fokus pada pembangunan Bandara di Kertajati sebagai pusat keramaian Jawa Barat wilayah tengah. Terlebih Kertajati harus memiliki tiga landasan pacu, untuk itu belum ada rencana pembangunan bandara di wilayah Kerawang.

“Kedepan diharapkan Kertajati akan berkembang seperti daerah lain seperti Bandung, Bogor, Bekasi atau Cirebon, kawasan yang sekarang seolah terpisah bisa menjadi menyatu, dengan demikian ada pemerataan pembangunan di Jawa Barat. Maka dari itu Pembangunan di Kertajati juga tidak hanya bandaranya serta aero city nya, namun juga akan berdampak pada pembangunan wilayah sekitarnya.,” ungkap Bambang.

Sebelumnya Direktur PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya pada September 2017 lalu  telah melakukan penandatangan pencairan pembiayaan Proyek BIJB Tahap 2 dari Pinjaman Sindikasi Bank Syariah sebesar  Rp400 miliaran, sebelumnya PT BIJB telah menerima bantuan dana sebesar Rp250 miliar.

Dijelaskan Virda, pencairan dana tersebut sesuai kesepakatan bahwa sindikasi perbankan syariah akan membiayai proyek BIJB sebesar Rp906 miliar. Sebagian biaya atau sebesar Rp250 miliar yang telah diterima PT BIJB telah digunakan untuk pembangunan sisi darat bandara.

“Sindikasi pembiayaan syariah ini terdiri dari 7 Bank Daerah Syariah yaitu Bank Jateng Syariah selaku lead sindikasi, Bank Sumut Syariah, Bank Jambi Syariah, Bank Jabar Syariah, Bank Kalsel Syariah, Bank Kalbar Syariah serta Bank Sulselbar Syariah.” ungkapnya.

Pembangunan Bandara Kertajati secara total telah mencapai 66,41 persen, dengan rincian infrastruktur jalan, drainase, lansekap, ramp simpang susun, yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sudah mencapai 97,74 persen. 

Kemudian pembangunan terminal utama penumpang sudah mencapai 52,58 persen yang dikerjakan oleh KSO PT Wijaya Karya-PT PP (Persero) Tbk dan bangunan penunjang operasional bandara yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk sudah mencapai 90,33 persen.

Sementara itu, untuk progres penyediaan fasilitas BIJB antara lain fasilitas sisi udara yaitu landasan pacu sudah mencapai 90 persen, apron 68 persen, landas lambat 92 persen, yang dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan.

Fasilitas bahan bakar pesawat yaitu hydrant pit sudah selesai 100 persen dan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) baru mencapai 5 persen yang dikerjakan oleh Pertamina. 

Untuk fasilitas navigasi penerbangan yaitu pembangunan tower mencapai 82 persen dan tower set masih dalam proses lelang, dikerjakan oleh Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau yang dikenal dengan AirNav Indonesia.

Fasilitas meteorologi yang dikerjakan bersama antara PT BIJB dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yaitu gedung mencapai 99 persen dan alat masih dalam proses pengadaan. 

Untuk penyambungan air yang dikerjakan oleh PDAM Kabupaten Majalengka yaitu instalasi kawasan sudah mencapai 95 persen dan instalasi dari PDAM masih dalam proses lelang. Sedangkan untuk penyambungan listrik yang dikerjakan PLN yaitu proses instalasi kawasan dan instalasi PLN sudah mencapai 96 persen.(hsn) 

Sumber: