DPUPR Siap Tes Kekuatan Konstruksi Gedung Setda

DPUPR Siap Tes  Kekuatan Konstruksi Gedung Setda

KEJAKSAN – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon, Ir Budi Rahardjo MBA menyatakan kesiapannya untuk melakukan tes kekuatan konstruksi proyek gedung Setda 8 lantai.

\"dprd
DPUPR dan DPRD Kota Cirebon cek proyek gedung Setda. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon
Hal itu menanggapi permintaan dari Komisi II DPRD agar dilakukan hammer test. “Kita nanti lakukan, untuk mengukur kekuatan konstruksinya. Kebetulan kita juga punya alatnya untuk mengukur itu,” ungkap Budi.

Ia mengatakan, sejauh ini pembangunan gedung setda baru mencapai 6 lantai. Ditargetkan oleh pihak kontraktor, pada akhi November sudah toping off atau semua struktur lantai selesai dan tertutup atap.

“Mengenai kelenturan atau sedikit retakan, itu memang harus ada perbaikan. Itu bukan hal yang wajar. Karena idealnya coran itu rata dan mulus,” kata dia.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD, Agung Supirno SH mengingatkan kepada kontraktor gedung setda, PT Rivomas Pentasurya untuk memperhatikan kualitas konstruksi. “Jangan hanya mengejar kuantitas agar tercapai target minimal 70 persen progres, kemudian abai terhadap kualitas konstruksi,” ungkap Agung.

Dia juga mengaku terkejut ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek pada Selasa dan Rabu kemarin, mendapati retakan bangunan hingga cekungan pada bagian coran. “Kita berdiskusi di Komisi II, memang idealnya tidak seperti itu. Konstruksinya harus kuat, karena ini bangunan tinggi,” katanya.

Sebelumnya, Project Manager PT Rivomas Pentasurya, Tajudin mengklaim, pihaknya dalam menggarap megaproyek yang deadline-nya 25 Desember itu sudah on the track.

“Kita tetap jaga kualitas. Bukan kita ada yang disembunyikan, tapi kita fair apa adanya. Kalaupun ada beberapa hal yang harus diperbaiki, yakin solusinya pasti ada. Dan kita juga lakukan percepatan,” tutur Tajudin.

Pihaknya menargetkan pada 10 November mendatang, struktur konstruksi sudah sampai ke lantai 8. Mengenai kelenturan coran di beberapa titik, Tajudin menyebutkan, bukan persoalan krusial. Karena pada struktur konstruksi itu nantinya ada pelapisan lagi untuk kemudian pemasangan keramik atau granit.

“Nanti ada proses finishing. Soal keretakan itu, hanya retak rambut. Jadi sejauh ini tidak ada persoalan krusial,” kata dia.

Hal yang sama disampaikan MK gedung setda 8 lantai dari PT Bina Karya, Ir Hery Mujiono. Temuan Komisi II soal kekuatan kolom praktis atau tiang coran penyambung dinding, tidak berpengaruh signifikan. “Karena kolom praktis itu hanya untuk menyambung dinding,” katanya. (jri)

Sumber: