Oleh-oleh Bu Sepuh Raup Rp40 Juta Per Minggu

Oleh-oleh Bu Sepuh Raup Rp40 Juta Per Minggu

KUNINGAN - Bisnis pusat oleh-oleh yang tak banyak digeluti orang ternyata menghasilkan pendapatan yang cukup menggiurkan. Sebut saja toko oleh-oleh sekaligus pusat UMKM di Kuningan, yakni toko oleh-oleh Bu Sepuh yang paling sepuh hadir di Kuningan membeberkan seluk-beluk bisnis ini yang sekarang menjadi primadona di Kuningan. Sedikitnya 400 UMKM telah menjalin kemitraan.
\"bisnis
Bisnis oleh oleh khas Kuningan menggiurkan. Foto: Aleh/Rakyat Cirebon
“Kami bermitra dengan lebih dari 400 UMKM yang ada di Kuningan kang, dan 80 persen merupakan UMKM di Kuningan kang,” papar manajer pusat oleh-oleh Busepuh Wildan,

Manajer yang masih lajang ini menambahkan, margin keuntungan yang diperoleh oleh pusat UMKM tidak lebih dari 30 persen. “untuk margin keuntungan sih kang, berhubung kita bermitranya dengan UMKM. Maka kami pun membatasi untuk keuntungan maksimal diangka 30 persen,” tambahnya

Tak tangung-tanggung omset yang nampak kelihatan kecil ini, bahkan diluar ekspektasi, dalam jangka waktu satu minggu Toko oleh-oleh bu sepuh bisa mendapatkan Rp30-40 juta. Sehingga untuk omzet per bulan rata-rata diangka Rp100-120 jutaan.

“Lumayan kang, untuk omset mah sekitar Rp30-40 juta perminggu, kemudian kalo perbulan ya Rp120 jutaan,” ungkapnya dengan senyum malu.

Ditanya tentang produk unggulan dan tamu yang biasa mampir, Wildan mengungkapkan, kebanyakan adalah mereka yang berwisata ke Kuningan dari luar, dan untuk waktunya ialah di musim-musim liburan atau hari libur. Produk yang banyak dicari mah rata-rata tape ketan, opak bakar kartika, Jeruk Nipis Peras dan gemblong.

“Kalau tamu si kebanyakan dari luar kang, mereka biasanya yang liburan jalan-jalan ke Kuningan. Nah kalo mau pulang membeli oleh-oleh khas Kuningan disini,” tandasnya.

Diakhir pembicaraan, Wildan berharap semoga pemerintah bisa membantu para pelaku UMKM agar bisa memiliki standarisasi, seperti PIRT, Logo Halal dan lain sebagainya. 

“Saya mah pengen para pelaku UMKM bisa dibantu untuk pembuatan PIRT, Logo Halal, dan lain-lain kang. Soalnya kita kan punya standar, jadi kalo udah ada yang kaya tadi mah enak nyimpenya juga,” jelasnya, kemudian untuk sistem yang digunakan biasanya berupa konsinyasi atau penitipan barang dagangan. (ale)

Sumber: