Musim Panen Harga Bawang Anjlok

Musim Panen Harga Bawang Anjlok

BABAKAN - Memasuki masa panen, harga bawang merah di tingkatan petani mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. Padahal pemerintah telah menetapkan aturan untuk harga bawang baik basah maupun kering.
\"petani
Petani Cirebon panen bawang merah. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon
Seperti peraturan yang ditetapkan Kementrian Perdagangan (Kemendag) yang menetapkan untuk harga bawang basah Rp15.000/kg dan bawang kering Rp18.300/kg. Peraturan tersebut sebagaimana tertuang dalam Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/5/2017 itu diatur tentang harga acuan.

Tetapi, kondisi saat ini harga jual bawang basah dikisaran Rp7.000 hingga Rp8.000 per kilogramnya (kg), bahkan ada yang menjual seharga Rp6.000 rupiah. Sedangkan untuk harga jual bawang kering dikisaran Rp10.000 hingga Rp11.000 per kilogram. 

Hal itu diakui Saenah petani di Babakan yang menyatakan, harga bawang saat ini makin anjlok. Dirinya mengaku telah menjual hasil panennya di harga Rp6 000 rupiah per kilogramnya. Semua itu dilakukan karena kebutuhan yang mendesak. “Hanya bisa menjual Rp6.000 per kg,” ungkapnya ke Rakyat Cirebon, Kamis (19/10). 

Sementara, Udin mengaku jengah dengan harga jual yang tidak sebanding itu. Pasalnya harga tersebut tidak sebanding dengan harga di pasaran. Lebih-lebih dari biaya pemeliharaan dan pembelian bibit, hasil yang didapatkan diakuinya tidak sebanding.

“Padahal, harga bawang dipasaran masih dikisaran Rp20 000 per kg, kami petani bawang hanya kebagian capeknya saja, beli bibitnya mahal, pas panen harga anjlok,” ketusnya.

Sementara itu, Aktivis Cirebon Timur Adang Juhandi mengatakan, banyak hal yang menyebabkan anjloknya harga bawang merah di Kabupaten Cirebon. 

Diantaranya membanjirnya bawang impor dari Cina dan Vietnam, rentetan pasar yang terlalu panjang dari petani,pengepul,tengkulak,cukong hinga pasar dan petani tidak tau harga pasar. 

“Disamping itu, peran pemerintah pun tidak mampu mengendalikan regulasi harga, padahal sudah ada aturan yang mengatur soal itu,” tegasnya.

Panjangnya deretan pasar masih menjadi fenomena saat ini, sehingga tengkulak membeli harga bawang di petani denhgan harga yang sangat rendah. Belum lagi soal bibit bawang droping dari pemerintah yang banyak di salah gunakan dengan di jual ke petani lebih murah. “Padahal harusnya itu gratis loh,” ucapnya.

Untuk itu terang lelaki berkacama itu, seyogyanya pemerintah kabupaten segera turun tangan mengatasi masalah ini. “Ini jeritan petani, seharusnya pemkab cepat tanggap dong, kan sebelumnya juga sudah ada yang mendemo juga, masa tetap membiarkan begitu saja,” kesalnya. (zen)

Sumber: