Penanggalan Diubah Jadi Masehi, Akan Jadi Agenda Wisata Jabar

Penanggalan Diubah Jadi Masehi, Akan Jadi Agenda Wisata Jabar

RIBUAN masyarakat dari berbagai wilayah di Ciayumajakuning, akhir pekan lalu berbondong-bondong menyaksikan acara tradisi tahunan Nadran dan Sedekah Bumi Gunung Jati. Berbagai macam replika arak-arakan dipertontonkan dalam karnaval budaya tersebut.
\"nadran
Nadran dan sedekah bumi Gunungjati Cirebon meriah. Foto: Dandy/Rakyat Cirebon
Masyarakat tumpah ruah di sepanjang Jalan Cirebon-Indramayu untuk menyaksikan acara tradisi tahunan, Nadran dan Sedekah Bumi Gunung Jati. Acara ini menyebabkan jalan Cirebon-Indramayu tidak bisa dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat.

Kepala Disbudparpora Hartono, mengatakan pelaksanaan Nadran dan Sedekah Bumi tahun 2017 jauh lebih meriah dan menarik dibandingkan tahun lalu. Pasalnya jika dilihat dari jumlah peserta saja tahun ini terdapat 227 peserta, sedangkan tahun 2016 hanya 163 peserta.  Selain itu, replika yang ikut karnaval juga Hartono menilai lebih menarik dan kreatif.

Hartono juga menargetkan untuk menjadikan acara adat ini menjadi kegiatan pariwisata jabar bahkan Nasional.  Untuk memasukkan ke dalam agenda pariwisata Jawa Barat, pihaknya akan mengubah penanggalan pelaksanaan Nadran dan Sedekah Bumi. Kalau saat ini menggunakan kalender hijriyah, akan diubah menggunakan kalender masehi.

“Penataan peserta dan pengujung dalam perayaan tahunan ini juga  akan diberbaiki sehingga lebih baik, dan semoga acara ini bisa menjadi kegiatan pariwisata Jawa Barat di tahun 2018 mendatang,” ujarnya dalam sambutan di acara karnaval kemarin.

Sementara itu, Kuwu Astana, Nuril Anwar  mengatakan, kegiatan  Nadran dan Sedekah Bumi di Gunung Jati merupakan kegiatan adat terbesar dan teramai di Kabupaten Cirebon. Bahkan kegiatan ini mengudang berbagai masyarakat di luar Cirebon untuk menyaksikan acara arak-arakan budaua tersbut.

“Tahun ini juga pasrtisipasi masyarakat setiap desa sangat bagus, dilihat dari banyaknya peserta yang ikut dalam kegiatan ini hampir 2 kali lipat dari pada tahun sebelumnya,” kata Nuril saat diwawancarai di sela-sela acara, kemarin.

Nuril  sependapat dengan apa yang disampaikan kepala Diosbudparpora jika kegiatan adat ini bisa dijadikan kegiatan pasriwisata di tingkat Jabar, melihat komplek kegiatan yang dilakukan di makam Sunan Gunung Jati, dia menyakini hal tersebut bisa saja terlaksana.

Untuk mengatur arus lalu lintas dalam mengantisipasi kemacetan panjang, Polresta Cirebon menerjunkan sedikitnya 200 personel gabungan dari setiap Polsek untuk mengamankan jalanya karnaval budaya kemarin. (dym)

Sumber: