Sembilan Tahun Diperlakukan Tidak Manusiawi Selama Jadi TKI
Senin 09-10-2017,03:00 WIB
INDRAMAYU - Malang benar nasib TKW Nurhayati (30) asal Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, selama 9 tahun bekerja di Negara Arab Saudi mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari majikan.
|
Luka bakar masih membekas di tangan Nuryati. Foto: Apriyanto/Rakyat Cirebon |
Diantaranya Nurhayati mendapat kekerasan fisik, yang paling parah ialah disiram bensin lalu disulutkan api, hingga lukanya menyebabkan cacat permanen.
Apa yang dialami oleh Nuryati atas siksaan yang diberikan sang majikan itu terjadi setelah bekerja hampir satu tahun, meskipun tidak berbuat kesalahan tetap mendapatkan perlakuakn tidak manusiawi.
\"Setelah sudah 1 tahun bekerja majikan mulai memperlakukan tidak manusiawi, sering dipukul, ditampar, dan kepala saya dibentur-benturkan ke tembok, serta majikan sering membentak-bentak walaupun tidak melakukan kesalahan,\" keluh Nurhayati, saat mengadukan ke SBMI Indramayu, Minggu (8/10).
Lanjut Nurhayati, yang paling sering dilakukan oleh majikan terhadap dirinya ialah mengunci pintu dari luar saat keluar rumah. Yang paling parah perlakuan majikan terjadi di tahun 2013.
Saat itu ia (Nurhayati, red) tengah tidur dan majikan sedang bertengkar, tanpa ada sebab tiba-tiba majikan perempuan menyiramkan bensin kemudian membakarnya, begitu bangun kaget melihat ada api ditubuh langsung menuju kamar mandi.
\"Dada dan bagian wajah terbakar, hanya diobati salep oleh majikan, itu yang membuat saya seperti ini, kedua tangan, dada, dan wajah saya cacat permanen,\" jelas Nuryati.
Sementara itu Ketua SBMI Indramayu, Juwarih mengaku akan segera menindaklanjuti aduan Nurhayati, dan berkoordinasi dengan tim advokasi DPN SBMI yang di Jakarta, untuk mengkaji serta mengumpulkan bukti-bukti yang ada, sebelum menyampaikan aduan ke BNP2TKI dan Kemenakertrans.
Lanjut Juwarih, pada Tanggal 21 Juni 2008 Nuryati diberangkatkan ke Arab Saudi melalui PT Arafa Duta Jasa, kerja selama 9 tahun hanya mendapat gaji kurang lebih sekitar Rp121 Juta, baik yang sudah dikirim sebelumnya maupun yang dibawa pada saat Nuryati pulang dari Negara Arab Saudi.
\"Kami juga akan memperjuangkan sisa gaji yang belum dibayar oleh majikan sekitar kurang lebih Rp180 juta lagi,\" tandas Juwarih. (yan)
Sumber: