Ceruk Bisnis di Kota Makin Sempit, Investor Lirik Majalengka
Jumat 29-09-2017,01:00 WIB
CIREBON – Makin sempitnya lahan untuk pengembangan kawasan ekonomi di Kota Cirebon memaksa pengusaha putar otak mencari ceruk bisnis yang menjanjika. Pasalnya, di pusat – pusat aktivitas masyarakat, hampir tidak tersedia lahan kosong.
|
Ketua PHRI Kota Cirebon Imam Reza Hakiki. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon |
Sehingga, mau tidak mau pengusaha dan calon investor harus jeli memilih lokasi usaha baru. Hal tersebut disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon, Imam Reza Hakiki.
Menurut pria yang juga pengusaha perhotelan itu, ketersediaan lahan untuk pengembangan bisnis di Kota Cirebon tergolong sempit. Sehingga, pengusaha yang ingin mengembangkan pusat bisnis baru harus memperhatikan tata kota agar tidak merusak akses dan sarana publik.
“Kota Cirebon sudah sangat ramai. Dan tidak ada lagi lahan untuk mengembangkan bisnis di sini. Kalau pun ada hanya pembaruan gedung lama,” ungkap Imam kepada Rakyat Cirebon, Kamis (28/9).
Pria yang akrab disapa Kiki ini mengatakan, Kota Cirebon sebagai pusat ekonomi di Jawa Barat bagian Timur, tidak lepas dari peran pengusaha dalam menjalankan roda perekonomian. Sehingga, berbagai aktivitas ekonomi justru menumpuk di Kota Cirebon.
“Yang terjadi di Kota Cirebon saat ini karena 5 – 10 tahun yang lalu, waktu masih sepi banyak yang ingin investasi, dampaknya bisa kelihatan sekarang,” tuturnya.
Oleh karenanya, kata dia, pengembangan kawasan bisnis baru lambat laut akan bergeser. Kabupaten Cirebon yang berjarak sangat dekat secara geografis juga bakal menjadi primadona baru. Sehingga, tidak heran di pusat – pusat keramaian masyarakat bermunculan gedung – gedung tinggi.
“Nanti akan bergeser, bisa jadi di kabupaten. Karena Kota Cirebon ini sudah tidak memungkinkan,” ujarnya.
Arah pengembangan perekonomian di Ciayumajakuning, tutur Kiki, sangat bergantung pula pada ketersediaan dan kualitas insfrastruktur. Selain di pusat Kabupaten Cirebon, Majalengka juga digadang bakal jadi pusat ekonomi baru.
Pasalnya, kata dia, pembangunan insfrastruktu besar – besaran yang dilakukan pemerintah mempermudah akses ke Majalengka. Seperti Tol Cisumdawu yang menghubungkan Cirebon – Bandung dan akses ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
“Majalengka potensinya besar. Orang kalau ingin bisnis pasti akan melihat prospeknya. Tidak melihat mahalnya investasi, tapi jangka panjangnya bakal gimana. Kalau ada bandara itu kan jangka panjang, orang selalu ramai,” tutupnya. (wan)
Sumber: