Bangun Tidur, Anak Bu RT Saksikan Ibunya Gantung Diri di Dapur
Sabtu 16-09-2017,09:00 WIB
KUNINGAN – Tindakan nekat ibu muda SS (30) warga desa/kecamatan Kramatmulya, mengakhiri hidupnya dengan gantung diri menambah catatan kelam kasus gantung diri (gandir) di Kuningan.
|
Suami SS tampak menangis disamping jasad istrinya. Foto: Gilang/Rakyat Cirebon |
Sebagaimana dilaporkan oleh suami korban MS (47) yang pertama mengetahui jasad istrinya tergantung tak bernyawa di plafon dapur rumahnya sekitar pukul 5.30 WIB, Jumat (15/09).
Menurut suami korban yang diketahui juga sebagai Ketua RT setempat menuturkan, awal mula kejadian ketika pagi hari salah satu anaknya merengek nangis ketika bangun tidur karena tidak mendapati ibunya di kasur.
Sontak saja dirinya mencari hingga menemukan jasad istrinya tergantung di dapur. “Anak saya nangis karena ibunya tidak ada di tempat tidur, karena penasaran saya cari istri saya. Pas di dapur kaget melihat dia tergantung,” ujarnya ketika dikonfirmasi sebari menahan duka mendalam.
MS sendiri belum bisa memberikan keterangan lebih karena masih shock atas kejadian tersebut. Sementara itu, menurut keterangan Kepala Desa Kramatmulya H Didi Kardi hingga berita ini dituliskan masih belum diketahui motif SS mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
“Sempat tadi saya berbicara dengan suami korban sekalian memberikan kekuatan agar tabah menerima kejadiaan ini. Dirinya juga (Suami Korban) tidak mengetahui motif istrinya dapat nekat melakukan perbuatan gantung diri,” paparnya.
Kejadian tersebut membuat warga desa lanjutnya, menjadi shock sebab baru pertama kali terjadi. Warga juga katanya, tidak menyangka SS dapat melakukan tindakan nekat itu karena selama ini tidak terlihat ada masalah baik di keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
“SS dikenal baik ke tetangga dan kita pun belum pernah mendengar adanya cekcok dalam internal rumah tangganya. Mungkin sudah takdirinya begitu, tetangga pun tetap mendoakan yang terbaik bagi almarhumah,” pungkasnya.
Dengan kejadian gantung diri SS, menambah catatan kelam kasus tersebut di Kabupaten Kuningan pada tahun ini. Sebab tercatat sudah ada delapan laporan kasus dengan berbagai motif hingga bulan September tahun 2017 ini. (gio)
Sumber: