Internal Nasdem Masih Ingin Oki

Internal Nasdem Masih Ingin Oki

CIREBON – Internal Partai Nasdem Kota Cirebon menginginkan Bos Grage Group, H Bamunas S Boediman disandingkan dengan Ketua DPD Partai Nasdem, Dra Hj Eti Herawati untuk diusung di Pemilihan Walikota (Pilwalkot) 2018 mendatang. Bahkan, mereka siap bila head to head melawan petahana.
\"nasdem
Bamunas S Boediman (kanan). dok. Rakyat Cirebon
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua DPD Partai Nasdem, Faridz Nasution, kepada Rakyat Cirebon, Selasa (22/8). Sikap itu disampaikan, menyusul upaya Eeng Charli – sapaan akrab Eti Herawati – untuk berduet dengan petahana Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH. Termasuk membawa Azis ke elit DPP Partai Nasdem.
Faridz menyampaikan, daripada dengan Azis, pihaknya lebih setuju bila Eeng menjadi pendamping Oki – sapaan akrab Bamunas, di Pilwalkot 2018 mendatang. Parpol koalisinya, disebutkan Faridz, bisa membentuk koalisi besar di luar parpol yang sudah deklarasi poros petahana Koalisi Cirebon Maju (KCM).

“Saya berharap bisa berkoalisi dengan koalisinya Pak Oki. Bisa dengan PDIP, Partai Golkar, Partai Hanura, PPP dan PKPI. Jadi kalau linear dengan konstalasi nasional 7-4-4-3-2-1. Itu realistis. Bisa head to head dan siap,” ungkap Faridz.

Bahkan, kalaupun koalisi gemuk itu terwujud dan Oki jadi calon walikotanya, setidaknya ada dua figur yang tepat menjadi wakilnya. “Tinggal pilih saja Pak Oki mau wakilnya Bu Eeng atau Pak Edo (Effendi Edo, red). Karena dua nama itu yang sangat memungkinkan,” ujarnya.

Menurut Faridz, kalau melihat konstlasi politik nasional maupun Jawa Barat, Partai Nasdem akan sulit bergabung dengan koalisi yang di dalamnya terdapat Partai Gerindra, PKS, PAN bahkan Partai Demokrat. Artinya, di Kota Cirebon Partai Nasdem sulit bergabung dengan KCM.

“Kalau linear, sepertinya sulit bergabung dengan KCM. Apalagi di Jabar ditinggal sendirian Partai Nasdem,” kata dia.

Namun demikian, ia mengakui, internal DPD Partai Nasdem belum mengetahui persis langkah politik partainya. Pasalnya, Eeng sebagai nahkoda Partai Nasdem belum mengambil sikap pasti mengenai arah koalisi.

“Saya sendiri belum tahu arahnya kita mau kemana. Rapat terakhir juga saya tidak mengerti. Mereka (beberapa elit DPD Partai Nasdem, red) membangun komunikasi politik dengan Pak Oki, Pak Edi, sampai terakhir dengan Pak Azis. Jadi, tidak tahu arahnya kemana,” terangnya.

Faridz mengaku, dirinya sudah beberapa kali mengingatkan Eeng untuk segera menentukan sikap dan membawa Partai Nasdem membangun koalisi dengan parpol lain. Bahkan ia mencontohkan, Partai Nasdem jangan bernasib sama seperti PKS ketika di Pilwalkot 2013 yang ditinggal koalisi parpol besar.

“Saya sudah beberapa kali bilang ke bu ketua, ayo berkoalisi dengan yang mana saja? Jangan sampai seperti PKS di pilkada 2013, tertinggal. Kenapa sih tidak mau mengambil sikap dari awal?” katanya.

Untuk diketahui, sejumlah elit DPD Partai Nasdem Kota Cirebon pada Sabtu (19/8) lalu menyambangi sekretariat DPC Partai Demokrat Kota Cirebon untuk membangun komunikasi politik.
Tapi tak disangka. Saat sejumlah elit DPD Partai Nasdem membangun komunikasi politik dengan DPC Partai Demokrat, datang para elit partai politik (parpol) elemen KCM. Ada ketua DPC PKB Suyogo, DPD PKS H Karso, Ketua DPC Partai Gerindra Eman Sulaeman dan Ketua DPD PAN Dani Mardani SH MH.
Kedatangan mereka sudah teragendakan, yaitu untuk menandatangani kesepakatan ulang masuknya PAN ke KCM. Tak lama mereka datang, pertemuan antara elit DPD Partai Nasdem dan DPC Partai Demokrat pun usai. Rombongan Partai Nasdem pergi dari DPC Partai Demokrat, KCM melangsungkan prosesi penandatanganan masuknya PAN ke koalisi tersebut.
Tak hanya itu saja. Partai Nasdem juga disebut-sebut beberapa elit parpol komponen KCM, telah kehilangan momentum sejak jauh-jauh hari. 

Ternyata, ketika Partai Demokrat, PKS dan PKB akan menandatangani kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) membentuk KCM, Ketua DPD Partai Nasdem, Dra Hj Eti Herawati juga ditawari untuk ikut bergabung. Tapi saat itu tak ada jawaban pasti. (jri)

Sumber: