Sungai Cipager Dipenuhi Tumpukan Sampah
Selasa 22-08-2017,07:00 WIB
TENGAHTANI – Kebiasaan buruk membuang sampah disungai masih belum hilang. Bendungan Canggong Sungai Cipager Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani seakan menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Pasalnya berbagai jenis sampah rumah tangga menumpuk disana.
|
Sungai Cipageur Cirebon penuh sampah. Foto: Ari/Rakyat Cirebon |
Pemandangan seperti itu terjadi setiap tahun, belum ada solusi yang tepat selain hanya melakukan pengangkutan sampah. Sementara kesadaran masyarakat tidak ikut dibangun, sehingga tumpukan sampah terus terjadi dan berulang.
Banyaknya tumpukan sampah yang menghiasi sungai itu, tentu berdampak pada pencemaran air. Terlihat air sungai berwarna hitam akibat tercemar sampah. Belum lagi bau busuk yang ditimbulkan dari sampah-sampah itu.
Salah satu warga setempat Makrus (46) mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. “Memang tidak bijak jika kita saling menyalahkan, artinya tinggal bagaimana pemerintah berperan. Kemudian masyarakat yang dilewati sungai ini juga untuk tidak membuang sampah disungai. Karena yang rugi, kami masyarakat yang ada di hilir,” tuturnya pada Rakcer, Senin (21/8).
Selain karena pencemaran yang ditimbulkan, juga masyarakat khawatir karena akan memunculkan bibit-bibit penyakit. Seperti demam berdarah, kemudian sakit perut mengingat banyak lalat.
“Biasanya kan di musim kemarau banyak nyamuk mas, kami khawatir juga sih. Oleh karena itu, kami berharap minimalnya sampah-sampah ini dikeruk dan dibuang,” paparnya.
Sementara itu warga lainnya, Iskandar menambahkan, pemandangan itu dapat ditemui setiap tahunnya saat musim kemarau.
“Memang setiap tahun juga ada pengerukan, tapi setelah menumpuk dulu. Bahkan permukaan sungai tidak terlihat airnya karena sampah semua. Sekarang sudah menumpuk, tapi belum ada pengerukan juga,” terangnya.
Tercemarnya lingkungan, menurutnya, jelas merugikan masyarakat. Pasalnya masih ada sebagian warga yang memanfaatkan air sungai untuk mandi dan mencuci. Sedangkan airnya kini tercemar berwarna hitam dan bau.
“Diakui ataupun tidak masih ada orang yang bergantung pada sungai. Kalau air sungainya warna hitam kan kasihan warga yang dekat dengan sungai, kalau bisa harus segera dilakukan pengerukan,” ketusnya. (ari)
Sumber: