Debu Batubara Datang Lagi, Warga Mulai Merasakan Sesak Nafas
Kamis 10-08-2017,08:00 WIB
LEMAHWUNGKUK - Pekerjaan bongkar muat batubara di Pelabuhan kembali dikeluhkan warga. Pasalnya, dengan cuaca panas dan angin kencang yang akhir-akhir ini membuat rumah-rumah warga di sekitar pelabuhan kembali dikotori debu batubara.
|
Warga pesisir bersihkan debu batubara di rumahnya. Foto: Asep/Rakyat Cirebon |
Masyarakat di Kelurahan Panjunan, melalui forum RW menyesalkan minimnya pengawasan atas aktivitas bongkar muat batu bara setelah dibuka kembali beberapa bulan yang lalu.
Saat diwawancarai wartawan koran ini, Ketua RW 8 Panjunan, Robert mengatakan bahwa saat ini mulai kembali muncul keluhan dari warganya mengenai debu batubara yang sampai ke rumah-rumah.
\"Musim panas ini, tambah angin yang kencang terus, warga kami sudah banyak mengeluhkan debu dari aktifitas bongkar muat batu bara,\" ungkap Robert kepada racker.
Setelah dibuka kembali, janji-janji pihak pengusaha batubara kepada warga sekitar untuk ikut berpartisipasi di bidang lingkungan pun tak kunjung teralisasi.
Maka dari itu, jika keluhan warga tak kunjung didengarkan, Robert mengancam warga akan mendatangi kantor KSOP dan Pelindo untuk mendesak agar pengawasan terhadap aktivitas bongkar muat batubara lebih diperketat.
Menyusul adanya rencana untuk pengembangan pelabuhan dimana RIP telah ditandatangani menteri perhubungan, maka jika keadaan ini terus berlanjut, para RW dikatakan Robert akan menolak keras adanya pengerukan pelabuhan.
\"Belum ada pengembangan saja sudah begini, apalagi kalau dilanjutkan, kami minta segera ditangani, jangan sampai setiap hari rumah warga penuh dengan debu,\" tegas Robert.
Senada dengan Robert, Ketua RW 5 Kenduruan, Zaki Mubarok mengatakan bahwa lingkungan RW-nya yang dekat dengan lokasi pelabuhan. Sejak tidak turun hujan kembali merasakan dampak debu batubara.
\"Kami minta KSOP dan Pelindo serius mengawasi aktifitas bongkar muat batubara, sudah banyak masyarakat yang merasakan sesak dan tenggorokan kering akibat debu tersebut. Pelindo dan KSOP juga harus bertanggung jawab dalam penanganan ini, jangan sampai gejolak terjadi kembali,\"kata Zaki. (sep)
Sumber: