Petani Mulai Kesulitan Air

Petani Mulai Kesulitan Air

MAJALENGKA - Para petani di wilayah desa Sidamukti Kecamatan/Kabupaten Majalengka mulai kesulitan mendapatkan air. Hal itu terlihat dari aliran sungai Cijurai yang mulai menurun debitnya. 
\"pengairan
Lahan pertanian di Majalengka mulai dilanda kekeringan. Foto: Herik/Rakyat Cirebon 
Bahkan, sejumlah petani terpaksa mengairi sawah dari sungai dengan menggunakan kompresor. Meski menggunakan peralatan, petani juga sering kesulitan mendapatkan air karena sungainya makin menyusut.

Salah seorang petani, Uja (34) berharap agar ke depan bisa turun hujan, mengingat saat ini lahannya yang ditanami palawija jagung. Selain itu tingkat kesulitan lainnya, yakni proses penyedotan di lahan perbukitan Panten sering terhambat lumpur.

\"Kalau musim kemarau, di wilayah sini (Panten, red) pasti sagat kekurangan air. Jauh dari sumber mata air dan sungai. Jarak terdekat ke sungai sekitar 4 kilometer. Jadi saya hanya bisa pasrah, syukur syukur kalau tahun ini kemaraunya kemarau basah,\" ujar Uja, Kamis (27/7).

Saat ini, kata dia, cuaca tidak bisa diprediksi, meskipun prakiraan cuaca sudah mengatakan bahwa tahun ini musim kemarau. Faktanya beberapa hari yang lalu masih turun hujan meski tidak begitu besar.

\"Meski sesekali turun hujan namun kondisi cuaca yang mendominasi kemarau disertai angin kencang sangat menganggu proses penyiramannya,\" ungkapnya.

Hal senada diungkapkan petani lainnya, Dani (37). Ia mengatakan, kondisi air yang serba kekurangan pada saat musim kemarau, membuat di wilayah Sidamukti lebih banyak lahan yang dimanfaatkan dengan tanaman buah mangga gedong gincu.

\"Makanya di sini lebih cocok jika ditanami pohon buah mangga gedong gincu. Hanya saja, lahan yang miring-miring ini belum sempat saya tanami pohon mangga, makanya saya tanami oleh jagung. Ehh sekarang malah kesulitan untuk menyiramnya,\" ujarnya. (hrd)

Sumber: