Puasa Hanya untuk Allah

Puasa Hanya untuk Allah

ISLAM didirikan di atas lima sendi. Yaitu, dua kalimat syahadat, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa Ramadan dan pergi haji ke Baitul Haram. 
\"tausiah
Bupati Majalengka Sutrisno (kiri) bersama Wabup Karna Sobahi. dok. Rakyat Cirebon
Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa dan ajang untuk meningkatkan amak kebaikan dan pengangkatan derajat.

Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya. Hal itu dipertegas dalam hadis yang disampaikan oleh Nabi Muhamad SAW yang berbunyi:

Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma kesturi. (Hadits Muttafaq \'Alaih).

Serta hadis lainya yakni, Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.  (Hadits Muttafaq \'Alaih).

Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan, harus ada dua syarat berikut ini: Mengimani dengan benar akan kewajiban ini dan mengharap pahala dari Allah Ta \'ala.

Pada bulan Ramadan diturunkan Alqur\'an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan berisi keterangan-keterangan tentang petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang bathil.

Keistimewaan salat sunnah pada Ramadan adalah adanya salat tarawih. Yakni, salat malam pada Ramadan, untuk mengikuti jejak Nabi, para sahabat dan Khulafaur Rasyidin. Sabda Nabi:

Barangsiapa mendirikan salat malam Ramadan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.  (Hadits Muttafaq Alaih).

Yang paling ditunggu dan diharapkan didapatkan dibulan ini adalah Lailatul Qadar (malam mulia), yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, doa dikabulkan dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan.

Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat daripada di malam-malam lainnya. 

Karena itu, seyogianya seorang muslim yang senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh.

Yakni, pada setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat, membaca Al-Qur\'anul Karim, dzikir, do\'a, istighfar dan taubat yang sebenar-benamya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati dan mengabulkan doa kita. (sutrisno/karna)

Sumber: