Sampah Ancam Keselamatan KA

Sampah Ancam Keselamatan KA

KEJAKSAN – Ada kebiasaan buruk masyarakat tertentu yang bermukim tak jauh dari lintasan kereta api. Kebiasaan yang juga membahayakan itu adalah membuang dan membakar sampah di dekat rel perlintasan kereta api.
\"perlintasan
Sampah di dekat rel KA. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon
Manager Humas Daerah Operasional (Daop) III Cirebon, Krisbiyantoro mengatakan, kebiasaan buruk yang dilakukan oleh masyarakat tertentu di beberapa titik dengan membuang hingga membakar sampah di dekat rel kereta api, sangat membahayakan.

“Bahaya sampah di jalur KA yang masuk ruang manfaat jalan, bila sampah itu dibakar, asapnya bisa menggangu pandangan masinis dan suhu panasnya bisa merusak kabel optik yang ditanam di bawah tanah sepanjang jalur KA,” ungkap Kris, Rabu (7/6).

Dijelaskan Kris, fungsi kabel optik yang ditanam di bawah tanah sepanjang jalur kereta api sangatlah penting, sebagai perangkat persinyalan yang menjamin keselamatan perjalanan kereta api. “Bila kabel optik rusak, maka sinyal akan terganggu dan akan berpotensi bahaya,” katanya.

Tak hanya itu, Kris menambahkan, tumpukan sampah dalam kurun waktu lama juga akan berimbas pada kondisi tanah di bawah rel kereta api. Selain akan mengganggu saluran air yang ada di dekatnya pula.

“Bila masuk drainase atau saluran air, maka akan mengakibatkan banjir dan membuat tekstur tanah di sekitarnya gembur dan longsor. Jalur KA pun bisa rusak dan KA akan terganggu,” jelasnya.

Untuk itu, Kris meminta kepada semua masyarakat, khususnya yang bermukim di dekat jalur perlintasan kereta api untuk tidak membuang sampah, terlebih membakarnya di dekat rel. “Karena ini sangat membahayakan. Kami mengimbau untuk jangan melakukan itu,” katanya.

Sementara itu, beberapa titik yang sudah teridentifikasi PT KAI Daop III Cirebon terdapat tumpukan sampah, hingga dibakar, diantaranya di titik antara Sindanglaut-Ciledug, Pabuaran-Pringkasep, Cikaum-Pegedenbaru, Prujakan-Kejaksan, Bangodua-Arjawinangun, Arjawinangun-Kertasemaya, Jatibarang-Telagasari, dan Tanjungrasa-Cikampek. (jri)

Sumber: