Rencana Gerindra Merenovasi Masjid Dibatalkan Pemkab Majalengka

Rencana Gerindra Merenovasi Masjid Dibatalkan Pemkab Majalengka

MAJALENGKA - Renovasi Masjid Agung Al Imam yang terletak di samping Alun-alun Kabupaten Majalengka dinilai penuh kepentingan politis. Hal tersebut berdasarkan dari penuturan beberapa sumber yang menilai keberadaan masjid yang tidak terawat.
\"pekerja
Pembangunan masjid al Imam Majalengka. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Pemerhati kebijakan publik di Kabupaten Majalengka, Haris Azis Susilo SIP, mengatakan, keberadaan masjid Agung Al-Imam terkesan kurang terawat dan kumuh.

Menurut Haris,  APBD Kabupaten Majalengka kini mencapai Rp3 triliun dan zakat profesinya nilainya cukup besar. Namun dirinya menyayangkan perhatian Pemkab Majalengka kepada Masjid Agung Al Imam yang tidak maksimal. Dia mengatakan harus ada solusi dalam menyikapi masalah ini.

\"Padahal dalam memaknai religius dari visi Makmur  itu, salah satunya  kepedulian terhadap fasilitas tempat ibadah bukan hanya melaksanakan kegiatan- kegiatan seremonial yang bersifat rutinitas saja,\" ungkapnya.

Terpisah, dari penuturan Dewan Penasehat DPP Partai Gerindra, H Irwan Suryanto mengatakan sebenarnya DPC Gerindra Kabupaten Majalengka merasa peduli untuk membantu pembangunan masjid agung milik masyarakat Majalengka tersebut, yang terkesan tidak terurus. 

Atas dasar itu, dalam program kerja DPC Partai Gerindra memasukan anggaran untuk merenovasi masjid tersebut. Namun ketika pihak DPC memberikan undangan peresmian dan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Al Imam, pihak pemkab mungkin merasa tersinggung sehingga akhirnya, acara tersebut batal dan renovasi masjid akan diambil alih oleh pemkab.

“Kami merasa prihatin dengan kondisi masjid agung yang sudah tidak layak, apalagi ini masjid agung kabupaten. Tadinya DPC Gerindra akan merenovasinya, namun pas puncak perayaan HUT Gerindra ke-9 kemarin rencana tersebut dibatalkan karena ditolak oleh pihak Pemkab,” ujarnya beberapa waktu lalu. 

Sebelumnya, Mantan Pengurus PUI Kabupaten Majalengka, Drs Qustolani  menyatakan prihatin melihat kondisi Masjid Agung Al Imam yang terkesan kurang terawat. Menurutnya, masjid Agung Al Imam Majalengka yang berada di pusat Kabupaten Majalengka kondisinya cukup memprihatinkan. Cat  masjid kini sudah kusam, bahkan terlihat di menara masjid tumbuh rumput. 

Toni, sapaan akrabnya mengaku prihatin mendapatkan kabar kalau pengurus dan pengelola masjid tidak lagi mendapatkan uang insentif dari Pemkab Majalengka. \"Kami berharap masjid agung dipelihara dengan baik, sehingga tidak terkesan kumuh,\" harapnya.

Pantauan di lapangan, pembangunan toilet dan tempat wudhu nyaris terhenti bila tidak ada kuncuran dana bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp250 juta. Ketua panitia pembangunan, H Otong Subarna SSos  mengaku bersyukur pihaknya mendapatkan bantuan dana dari Pemprov Jabar  sebesar Rp250 juta melalui anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H Yomanius Untung SPd. 

Diceritakan Otong, ibunya anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Golkar tersebut, Hj Ma\'mun, menceritakan pembangunan toilet Masjid Agung Al Imam kepada putranya dan meminta proposal untuk penyelesaian pembangunan toilet. 

\"Alhamdulilah dana bantuan dari provinsi tersebut langsung ditransfer ke pengurus DKM Al Imam sebesar Rp250 juta dan sekarang bisa melanjutkan pembangunan, \" tuturnya. 

Dibeberkan H Otong, tanah wakaf  seluas 181m2 dari H Irfan tidak hanya akan dibangun toilet dan tempat wudhu, juga akan dibangun basment yang akan dibagi dua untuk laki-laki dan wanita. 

\"Untuk toilet dan tempat  wudhu akan dibangun di lantai bawah dan di atasnya akan digunakan untuk ruang kelas Paud dan kantor. Rencananya setiap toitet baik pria maupun wanita akan dibangun 12 kamar plus  di toilet pria akan dibangun 4 tempat  khusus buang air kecil,\" bebernya.

Hal senada  diutarakan Ketua DKM Al Imam Drs H Saepul Uyun MPd. Dia menyatakan pihaknya terus melanjutkan pembangunan tempat wudhu dan toilet dengan mengandalkan dana swadaya masyarakat. Menurutnya, pembangunan tempat wudhu dan toilet karena  pemberi tanah wakaf ingin agar segera digunakan. 

\"Kalau untuk pembangunan atau renovasi  masjid bukan tugas dan kewenangan kami, kami fokus menyelesaikan tempat wudhu dan toilet,\" tandasnya.(hsn)
  

Sumber: