Prabowo Mau Berkunjung, Ketua Wanhat DPC Gerindra Malah Mundur
Jumat 03-03-2017,15:00 WIB
MAJALENGKA - Jelang kedatangan ketua DPP Gerindra Prabowo Subianto ke Kabupaten Majalengka 5 Maret, kondisi partai berlambang kepala burung garuda itu, tiba tiba dikejutkan dengan sikap Ketua Dewan Penasehatnya Ir Nana Suharna. Ia melayangkan surat pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai Ketua Dewan penasehat , sekaligus dari kepengurusan Gerindra di Majalengka.
|
Nana Suharna tunjukan surat pengunduran diri. Foto: Pai/Rakyat Cirebon |
Surat pengunduran diri mantan anggota DPRD Majalengka dua priode itu dikirimkan langsung oleh utusan Nana ke kantor sekretariat DPC Gerindra. Langkah yang diambil Nana tentu sangat mengejutkan mengingaat berdasarkan bocoran yang diterima, kedatangan Prabowo sendiri ke Majalengka selain akan meresmikan dan memberikan bantuan pembangunan mesjid Alimam Majalengka, sekaligus akan melantik pengurus partai Gerindra di Majalengka.
Kepada Rakyat Majalengka, Nana mengakui, jika sikap yang diambilnya sudah melalui pemikiran dan pertimbangan yang cukup dalam. Meski demikian ia enggan menyebutkan secara jelas alasan pengunduran dirinya. Namun sedikitnya Nana sempat membeberkan beberapa alasan kursial, diantaranya mengenai adanya sumbatan komunikasi antara dirinya dengan pengurus DPC Gerindra.
Padahal kata dia secara fungsi keberadaan dewan penasehat sendiri merupakan bagian penting dari organisasi kepartaian, yang bertugas memberikan masukan dan arahan demi jalanya organisasi partai. Akan tetapi sebutnya ketika peran itu tidak bisa difungsikan, maka ia memandang keberadaan dewan penasehat tidak diperlukan lagi, sehingga ia memilih untuk mundur.
“Ya kalau memang peran kami tidak difungsikan sama sekali, bahkan untuk komunikasi saja susah ya buat apa saya pertahankan, sebab pada dasarnya dalam politik kan salah satu yang paling penting adalah membangun komunikasi publik yang baik, kalau hal itu tidak bisa ya bagaimana jadinya, mungkin langkah pengunduran diri saya ini menjadi jalan yang terbaik , untuk saya dan Gerindra kedepan,” jelasnya.
Terkait keputusan yang mengejutkan tersbeut, sejumlah pengurus di tingkat PAC Gerindra menyayangkan, salah satunya adalah Ketua PAC Talaga Jujun Junaedi SE, yang menyayangkan sikap Ketua Wanhat yang mengundurkan diri. Karena menurut dia, sosok Nana merupakan tokoh yang banyak pengalaman, baik di bidang politik maupun kepartaian, karena yang bersangkutan adalah mantan anggota DPRD 2 periode, dan mantan pengurus partai besar.
“Ya kalau bisa sih jangan langsung mundur lah, bisa saja Wanhat mengirimkan surat teguran kepada DPC jika ada komunikasi yang tersumbat, atau ada visi dan misi serta program yang tidak dijalankan partai, baru jika sudah 3 kali tidak didengar maka Wanhat bisa mengambil sikap itu.” namun demikian dirinya tetap menghormati keputusan Ir Nana .
Berbeda dengan itu, Ketua PAC Cingambul H Tata, sangat memahami sikap Ir Nana dan mengaprtesiasi konsitensi politiknya. Bahkan ia mengaku akan mengikuti jejak Nana untuk mundur dari kepengurusan PAC Cingambul. “Apa yang dirasakan oleh pa Nana dirasakan juga oleh saya, dan saya siap untuk menyusul,” ucapnya.
Langkah serupa juga siap diambil sekretarisn PAC Cikijing Heri Setiadi yang mengaku siap untuk menyusul melayangkan surat pengunduran dirinya dari kepengurusan Gerindra. Alasanya sama karena sulitnya membuka kran komunikasi.
Sayangnya Ketua DPC Geridnra Jefry Rommdhon gagal dikonfirmasi Rakcer terkait hal itu, bahkan pesan singkat yang dikirim melalui chat WA hingga berita ini ditulis belum ada jawaban.
Meski demikian anggota Dewan Penasehat DPW Gerindra Jawa Barat Gozali saat dikonfirmasi mengaku menyayangkan sikap koleganya Ir Nana di Majalengka, mengingat yang bersangkutan kata dia merupakan aset bagi Gerindra karena memiliki segudang kemampuan dan keilmuan, baik dibidang politik , pemerintahan dan organisasi serta lainya. (pai)
Sumber: