Pengemudi Truk Diduga Penyebab Lima Pengangkut Jenazah Tewas

Pengemudi Truk Diduga Penyebab Lima Pengangkut Jenazah Tewas

INDRAMAYU - Korban tewas kecelakaan maut antara pick up pengangkut jenazah dengan truk colt diesel yang terjadi pada Selasa (28/2) kemarin bertambah menjadi lima orang. Sedangkan tiga korban luka lainnya masih menjalani perawatan intensif tim medis.
\"polisi
Polisi olah TKP kecelakaan yang melibatkan mobil pengangkut jenazah. Foto: Tardi/Rakyat Cirebon
Kapolres Indramayu, AKBP Eko Sulistyo Basuki didampingi Kasat Lantas, AKP Asep Nugraha mengatakan, jumlah korban tewas insiden maut di jalur pantura Desa Patrol Lor, Kecamatan Patrol bertambah menjadi 5 orang.‎ 

Korban tewas itu adalah Casti (40) warga Desa Kedung, dan Sipah (20) warga Desa Kedungwungu, Kecamatan Anjatan, Indramayu.‎ Sedangkan tiga korban yang tidak dapat terselamatkan di rumah sakit, Tugiman (35) warga Desa Kedung dan Duri (47) warga Desa Kedungwungu, Kecamatan Anjatan, serta ‎Adi (70) warga Desa Mekarjati, Kecamatan Haurgeulis.

Korban luka yang masih dalam perawatan intensif tim medis RSUD MA Sentot Patrol, yakni Warim (70), Sudin (40), dan pengemudi pick up Kasnim (45) warga‎ Desa Kedungwungu, Kecamatan Anjatan. \"Korban meninggal dunia jadi 5 orang, 3 orang masih dirawat. Selain mengakibatkan korban jiwa dan luka, juga kerugian materi sekitar Rp5 jutaan,\" sebutnya, Rabu (1/3).

Dari hasil olah tempat kejadian, faktor manusianya lebih kepada kurang hati-hatinya pengemudi truk colt diesel berplat nomor H 1806 N, Nur Chadiq yang tidak memerhatikan situasi di depan dengan kecepatan cukup tinggi. 

Kemudian pick up bernomor polisi E 8327 PS yang dikemudian Kasnim berjalan mundur di lajur cepat. \"Kondisi jalan dan lingkungan saat kejadian, jalan lurus tidak menikung, permukaan jalan kering tanpa ada lubang, dan cuaca sangat cerah,\" jelasnya.

Seperti diberitakan, ‎peristiwa maut tersebut yang terjadi sekitar pukul 13.30 di jalur pantura Desa Patrol Lor, Kecamatan Patrol. Kecelakaan itu terjadi ketika pick up yang ditumpangi satu keluarga membawa jenazah Naikem (60) dari RSUD MA Sentot Patrol. Kendaraan bak terbuka yang baru meninggalkan rumah sakit sekitar 200 meter itu hendak memutar arah di lajur kanan jalur dari arah Jakarta menuju Cirebon.

Namun, karena celah putaran arah terlewat, Kasnim yang memegang kemudinya berusaha memundurkan kendaraannya. Pada saat bersamaan, dari arah yang sama melaju kencang truk colt diesel dan langsung menabraknya. 

Akibat benturan keras tersebut, pick up yang semula berada di badan jalan terlempar dan mendarat melintang di atas median jalan. Sedangkan para penumpangnya, termasuk jenazah yang semula terbujur di dalam bak terlempar berhamburan.

Pengemudi pick up nahas, Kasnim (45) tidak menyangka kecelakaan maut yang akhirnya merenggut banyak nyawa keluarga itu bakal terjadi. Dan digunakannya pick up untuk membawa jenazah kerabatnya yang belum masuk ruang perawatan tersebut lantaran pertimbangan mahalnya biaya ambulan.

Diceritakan, pada Selasa (28/2) lalu Naikem (60) yang sudah dalam keadaan sakit harus segera mendapat penanganan medis. Lalu dengan menggunakan pick up yang dikemudikannya, sekitar pukul 11.00 berangkat menuju RSUD MA Sentot Patrol. Untuk beberapa saat setelah tiba di ruang IGD, sejumlah anggota keluarganya menunggu perkembangan hasil penanganan petugas medis dan terus berdoa untuk kesembuhannya.

Sekitar pukul 13.00, ‎seluruh keluarga harus pasrah setelah tim medis mengabarkan bahwa Naikem telah menghembuskan nafas terakhirnya. Karuan saja, tangis duka pecah di ruang IGD. Dan saat itu pula, beberapa anggota keluarganya segera mengurus administrasinya sebelum membawa jenazahnya pulang ke rumah duka di Desa Mekarjati, Kecamatan Haurgeulis.

Beberapa saat kemudian, jenazah Naikem yang terbujur kaku ditutupi kain di atas kasur di bak pick up dikelilingi anggota keluarganya untuk dibawa pulang. Dan saat pick up itu sudah meninggalkan rumah sakit, berjarak sekitar 200 meteran, kecelakaan tragis menimpa rombongan pembawa jenazah tersebut.

\"Itu (Naikem, red) masih di IGD tapi tidak bisa tertolong, jadi belum lama masuk rumah sakit terus mau dibawa pulang. Dan kesepakatan keluarganya sekalian pakai mobil pick up saja, tidak pakai ambulan. Soalnya mahal, tidak ada biaya,\" tuturnya.

Sebelum peristiwa itu terjadi, Kasnim mengaku tidak ada firasat yang menandakan akan kehilangan banyak keluarganya tersebut. Hanya saja, pada malam sebelum kejadian, ia merasakan mata kanannya kekedutan. \"Firasatnya apa ya? Cuma mata aja kekedutan, kata orang tua sih mau ada apa,\" ungkapnya dengan jarum infus masih tertanam di salah satu tangannya.

Sementara itu, Jasa Raharja Cabang Jawa Barat dan Perwakilan Indramayu merespons cepat klaim santunan bagi korban kecelakaan pick up maut di jalur pantura Indramayu yang menewaskan 5 korban. Penyerahan santunan diserahkan langsung kepada ahli waris dengan disaksikan sejumlah pihak terkait, Rabu (1/3).

Kepala Cabang Jasa Raharja Jawa Barat, Delya Indra menjelaskan, penyerahan santunan tersebut dilakukan sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku. Untuk korban meninggal dunia diberikan santunan sebesar Rp25 juta, dan korban luka-luka maksimal sebesar Rp10 juta.

\"Ini (santunan, red) merupakan bentuk kepedulian pemerintah melalui Jasa Raharja. Semata-mata untuk meringankan beban keluarga korban,\" terangnya didampingi Kepala Perwakilan Jasa Raharja Indramayu, Widi Nugraha, kemarin usai penyerahan santunan kepada ahli waris di aula kantor Kecamatan Anjatan.

Adapun sumber dana untuk santunan itu merupakan uang negara yang menjadi hak korban kecelakaan lalu lintas dengan mengacu pada ketentuan. Yakni didasarkan pada Undang-undang 33/1964 tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang, dan Undang-undang 34/1964 tentang dana kecelakaan lalu lintas jalan.

\"Sumber dananya dari pajak kendaraan bermotor yang dibayar oleh masyarakat setiap tahun. Dimana di dalamnya sudah menyertakan premi asuransi. Sumber lainnya dari tiket kendaraan umum yang di dalamnya juga sudah termasuk premi asuransi,\" paparnya.

Sementara itu, besaran santunan yang diterima ahli waris untuk korban meninggal dunia masing-masing Rp25 juta. Penerimanya adalah Warim, orang tua korban Tugiman (29), warga RT 33/13 Desa Kedungwungu, Kecamatan Anjatan. Suwarno, anak dari pasangan suami isteri Castirah (37) dan Duri (44) asal RT 32/13 Desa Kedungwungu, Kecamatan Anjatan. Dainah, orang tua dari Siva (48) warga RT 33/13 Desa Kedungwungu, Kecamatan Anjatan. Serta Asan, anak dari Adih (60) warga Desa Mekarjati, Kecamatan Haurgeulis.

Penyerahan santunan yang dilakukan oleh Camat Anjatan, Drs Mulya Sedjati MSi tersebut, turut mendampingi dari Jasa Raharja, Jasa Raharja Putra, kepolisian, TNI, dan perwakilan Bank BRI.

Kasi Laka Subdit Bin Gakkum Polda Jawa Barat, Kompol Ma\'sum didampingi Kasat Lantas Polres Indramayu, AKP Asep Nugraha mengatakan, kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 5 korban tewas harus menjadi pelajaran bagi semua individu agar berhati-hati dan waspada dalam berlalu lintas. Dan kecelakaan tersebut termasuk kecelakaan yang menonjol, atau disebut lakajol dalam istilah kepolisian.

\"Kejadian itu saya kira membuktikan bahwa disiplin masyarakat dalam berlalu lintas masih rendah. Untuk itu dibutuhkan kesadaran dari semua masyarakat agar selalu memperhatikan rambu dan marka, menggunakan kelengkapan, dan mematuhi aturan-aturan berlalu lintas dengan baik,\" ujarnya.

Sedangkan Camat Mulya Sedjati menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Jasa Raharja yang telah memberikan perhatian terhadap keluarga korban dengan pelayanan cepatnya. (tar)

Sumber: