Selasa 28-02-2017,23:00 WIB
CIREBON – BFI Finance meluncurkan program pembiayaan untuk UMKM. Program pembiayaan meliputi modal kerja dan investasi. Branch Manager (BMI) BFI Finance Cirebon, Hendrrikus Aryanto menyampaikan, selain untuk mendukung suksesi pemerintah pusat dalam pencangan UMKM sebagai penggerak ekonomi kerakyataan. Pihaknya menilai, UMKM menjadi lahan basah baru untuk produk pembiayaan.
|
BM BFI Finance Cirebon Hendrikus Aryanto. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon |
“Berdasarkan data yang kami peroleh, pada 2013 sekitar ada 60 juta pelaku UMKM yang terdaftar. Bahkan, tahun ini mungkin sudah di angkat 70 juta. Dari angkat anngkat tersebut tadi baru 15 persen yang tercover oleh perbankan,” ungkap Hendrrikus, kepada Rakyat Cirebon, akhir pekan lalu.
Sehingga, kata dia, 85 persen pelaku UMKM lainnya masih mengandalkan pembiayaan konvensional. Inilah yang menjadi alasan BFI Finance meluncurkan produk pembiayaan pengembangan usaha bagi pelaku UMKM. Hanya saja, segmen UMKM masih sangat terkendala akuntabilitas bisnis yang minim.
“Kenapa cuma 15 persen, walaupun sudah ada KUR dan lainnya, karena UMKM bisnisnya visible tapi kurang beneble, dokumentasinya kurang, SIUP-nya juga tidak ada. Inilah yang membuat perbankan kesulitan,” katanya.
Meski begitu, Hendrikus melihat, potensi UMKM di Cirebon terbilang menjanjikan. Pasalnya, Cirebon sudah sangat kuat dengan kultur wisatanya. Sehingga hal ini akan mendongkrak pertumbuhan UMKM yang ada di sekitarnya.
“Kami masuk ke dalam segmen yang ini, kita lihat bahwa di Cirebon setiap daerah yang punya potensi pariwisata yang kuat tentu UMKM nya akan maju. Khusus produk ini angka yang kami keluarkan relatifnya kita main angka di 1,3 persen sebulan,” jelasnya.
Ia menjelaskan, BFI Finance memiliki tiga pembiayaan pokok. Yakni pembiyaan mobil, motor dan modal usaha. Tercatat pembiayaan modal kerja UMKM tergolong baru. Sehingga perolehan angkanya pun belum teralu signifikan.
Meski begitu, Hendrikus optimis target di tahun 2017 yakni pembiayaan yang mencapai angka Rp100 miliar dapat tercapai.
“Jumlah konsumen untuk Jawa Barat 52 ribu untuk di Cirebon sekitar 10 ribuan. Kalau untuk Cirebon pembiyaan didominasi motor dan mobil,” pungkasnya. (wan)