Pasar Darurat Kumuh, Pendapatan Pedagang Menurun
Seperti diketahui sebelumnya, kondisi pasar darurat ini sempat terganggu dengan keberadaan menumpuknya sampah di dekat pasar darurat.
Bukan hanya bau menyengat, serangan lalat juga sudah mulai mengganggu aktifitas para pedagang khususnya pembeli yang semakin merasa tidak kerasan untuk memasuki area pasar.
Salah satu pedagang yang ditemui di lokasi pasar, Kadmari menyebutkan, dirinya dan juga sesama rekan pedagang mulai kesulitan untuk menjual dagangannya.
Alasannya, jumlah pengunjung yang datang semakin menurun setiuap harinya. Bahkan, Kadmari menegaskan beberapa pedagang mulai menutup kios dagangannya karena memang ketiadaan pembeli yang hadir.
“Memang teman saya sesama pedagang sudah gulung tikar karena tidak ada yang membeli. Sekarang ini, sudah sangat jarang masyarakat yang kesini karena memang bisa dilihat sendiri kondisi di pasar seperti apa,” ujar Kadmari yang merupakan penjual kain ini.
Diterangkannya juga, niat untuk menutup kios tempatnya berjualan saat ini sudah terpikirkan sejak beberapa waktu lalu. Akan tetapi, Kadmari nekat tetap berjualan guna mengamankan tempat berjualannya.
“Saya sambil nunggu informasi saja makanya tetap berjualan. Takutnya, ketika saya tutup, ada pengumuman dan imbasnya nanti saya tidak bisa mendapatkan tempat lagi di pasar,” tambahnya.
Walaupun demikian, Kadmari kembali mengeluh mengenai pemasukan yang diperolehnya. Jika di pasar lama bisa meraup rupiah yang lumayan setiap harinya, sekarang, Kadmari mengatakan hanya ada satu atau dua pengunjung saja yang datang.
“Itu juga tidak selalu membeli. Jelas lah kalau untuk biaya operasional sih sudah engga nutup. Modal juga lama-lama habis karena uang yang ddiperoleh habis untuk makan dan minum selama berjualan,” terangnya.
Kadmari juga menuturkan, akhir-akhir ini pasar darurat sering dilanda banjir. Meski tidak tinggi, namun air meluap hingga kadang masuk ke dalam kios.
Bahkan, air juga banyak yang tergenang. Kondisi ini membuat suasana pasar semakin kumuh, ditambah saat ini jutaan lalat banyak yang datang.
“Kami sendiri belum tahu kapan pasar permanen akan dibangun. Katanya mau dibangun di 2017 ini, tapi dari dinas terkait belum ada yang datang,” ungkapnya.
Ditemui terpisah, Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon H Eka Hamdani mengungkapkan, sebenarnya anggaran dari pemerintah pusat sudah dialokasikan Rp6,5 Miliar untuk pembangunan pasar permanen tersebut.
“Tak hanya dari pemerintah pusat, nanti dari APBD Kabupaten Cirebon juga akan ada anggaran sebesar Rp 1,5 miliar. Lelang sedang kita persiapkan, jadi di tahun ini juga akan dibangun,” ujarnya.
Menurutnya, Pasar Pasalaran akan dibangun dalam dua tahap, karena idealnya anggaran yang dibutuhkan hingga Rp20 miliar. “Jadi, dimulai di tahun ini, kemudian akan dibangun lagi pada tahun depan,” katanya. (yog)
Sumber: