Pemerintah Didesak Perbaiki Tembok dan Bronjong

Pemerintah Didesak Perbaiki Tembok dan Bronjong

Warga Pilangsari Trauma Insiden Banjir 2015 

JATIBARANG - Masih teringatnya insiden tahun 2015, warga di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang mendesak dilakukannya penanganan dini terhadap kebocoran luapan air Sungai Cimanuk pada tembok dan bronjong pengganti tanggul. Warga yang masih trauma tersebut tidak mau peristiwanya terulang kembali.
\"Warga
Tembok di desa Pilangsari bocor. Foto: Tardi/Rakyat Cirebon

Ke‎takutan warga tersebut bersamaan dengan terjadinya luapan air sungai pada Senin (23/1) lalu. Aliran cukup deras muncul dari celah bebatuan pada bronjong dan sambungan tembok pengganti tanggul yang terletak di Blok Cilengkong tersebut.

Saat itu ketinggian air sungai melebihi permukaan pemukiman, sekitar 1 meteran. Sehingga kebocoran yang terjadi tidak saja mengalirkan air, juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi jebol karena tidak mampu menahan debit dan derasnya arus sungai.

Menurut seorang warga, Herman (37), insiden tanggul jebol tidak terlupakan dari benaknya. Untuk itu kebocoran pengganti tanggul harus diperbaiki lagi ‎dan tidak memunculkan kepanikan di masyarakat.

\"Rasa takut dan khawatir masih dirasakan masyarakat. Apalagi yang dulu saja waktu tanggul mulai kritis sampai longsor tidak ada penanganan, dan baru ada perhatian sesudah jebol sampai pantura tidak bisa dilewati kendaraan,\" tutur dia.

Sekretaris Desa Pilangsari, Dailah mengatakan, dari beberapa titik kondisi tanggul di sepanjang aliran Sungai Cimanuk di desanya, eks lokasi jebolnya tanggul diakui mengkhawatirkan. Karena kebocorannya berpotensi dapat menimbulkan bencana di masyarakatnya, namun pihaknya sangat tidak menghendakinya.

\"Kami sangat berharap tidak ada bencana di desa kami, makanya kami juga menunggu penanganan lebih lanjut dari pihak terkait,\" jelasnya.

Terhadap kebocoran tanggul, pihaknya bersama unsur muspika dan muspida bersama masyarakat hanya bisa melakukan antisipasi dengan penanganan sementara menggunakan karung berisi tanah. Hanya saja, aliran air dari celah bronjong dan tembok tetap tidak tertahan, kecuali debit air sungainya berkurang.

Seperti diketahui, saat kebocoran terjadi, ribuan karung berisi tanah ditumpuk di sisi bronjong dan tembok pengganti tanggul.

Kebocoran yang mengancam keselamatan itu menjadikan warga di sekitar lokasi memilih untuk segera mengevakuasi harta bendanya dan membawa keluarganya menjauh guna menghindari malapetaka. (tar)

Sumber: