Pedagang Mulai Bongkar Warung

Pedagang Mulai Bongkar Warung

Trotoarisasi Jalan Perjuangan Dimulai, Perumda Pasar Bantah Pungut Retribusi

KESAMBI – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan Kota Cirebon membantah melakukan pemungutan retribusi kepada pedagang di atas trotoar sisi Jalan Perjuangan.
Perumda Pasar sejak tahun 2012 lalu sudah tidak memberlakukan pungutan retribusi kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) dan sejenisnya.
\"bangunan
Bangunan PKL di jalan Perjuangan dibongkar. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon

Direktur Utama Perumda Pasar, Akhyadi SE menyatakan, pihaknya tidak pernah memungut retribusi kepada PKL maupun warung yang ada di trotoar sisi Jalan Perjuangan maupun di ruas jalan lainnya. “Kita pastikan, Perumda Pasar tidak pernah memungut retribusi kepada pedagang,” ungkap Akhyadi, saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Atas informasi yang muncul ke publik berkaitan dengan retribusi yang dipungut terhadap pedagang di Jalan Perjuangan dan disangka pelakunya adalah petugas Perumda Pasar, Akhyadi mengaku, pihaknya langsung terjun ke kawasan Jalan Perjuangan, untuk mencari kebenaran informasi tersebut.

“Setelah kita terjun langsung ke lapangan, diketahui bahwa yang memungut retribusi itu bukan Perumda Pasar. Di karcis retribusi Rp500 itu tertulis Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cirebon dengan dasar Perda Nomor 5/2012. Jadi, bukan kita yang mungut,” terangnya.

Akhyadi menambahkan, Perumda Pasar sudah tidak pernah memungut retribusi kepada para pedagang sejak tahun 2012 lalu. Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat maupun pedagang, apabila ada pihak atau seseorang yang mengaku dari Perumda Pasar untuk menarik retribusi, agar tidak dihiraukan.

“Karena dari 2012 kita sudah tidak pungut retribusi ke pedagang di pinggir-pinggir jalan,” katanya.

Sementara itu, rencana penggusuran puluhan lapak pedagang atau warung yang berdiri di atas trotoar sisi Jalan Perjuangan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), dimaksudkan untuk melancarkan proyek trotoarisasi. Kemarin, sejumlah pekerja terlihat tengah menggarap proyek tersebut.

Di sisi lain, lantaran proyek trotoarisasi mulai dikerjakan, beberapa pedagang telah membongkar warungnya sendiri. Mengingat, Pemkot Cirebon melalui DPUPR juga telah menerbitkan Surat Teguran ke-2 agar pedagang membongkar sendiri warungnya.

“Mungkin daripada digusur, dia (pemilik warung, red) memilih membongkar sendiri,” kata seorang pedagang tak jauh dari kampus II Unswagati Cirebon.

Ia sendiri belum berani melakukan pembongkaran, karena menunggu kesepakatan pedagang lainnya. “Kalau yang lain bongkar sendiri, saya juga sama,” katanya. (jri)

Sumber: