Operasi Pasar Bulog Tidak Ngefek

Operasi Pasar Bulog Tidak Ngefek

Harga Cabai Tetap Mahal, Pasokanya Makin Minim

PEKALIPAN – Kenaikan harga cabai  dalam beberapa minggu terakhir masih  menjadi momok bagi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga. Pasalnya, cabai marupakan salah satu bumbu dapur yang paling  banyak dikonsumsi.
\"penjual
Penjual cabai rawit. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon 

Menyikapi hal itu, selama lima hari di lima titik berbeda di Kota Cirebon Perum Bulog Sub Divre Cirebon mengadakan operasi pasar (OP) dengan target utama bisa menekan harga cabai. Namun sayangnya, upaya tersebut tidak banyak membuahkan hasil.

Di pasar Induk Jagasatru, harga cabai masih tetap saja tinggi.  Pedagang mengaku, OP yang digelar Perum Bulog tidak berpengaruh banyak terhadap fluktuasi harga cabai di pasaran.

Seperti yang disampaikan oleh Zaki. Pria yang sehari-hari berjualan di  pasar Induk Jagsatru ini mengaku, harga cabai masih tetap saja  tinggi seiring masih minimnya pasokan dari daerah penghasil cabai  di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Operasi pasar Bulog nggak ada pengaruhnya, kalau cabai kan langsungnya dikirim. Tidak bisa ditimbun, sehari bisa busuk,” ungkap Zaki kepada Rakcer, kemarin.

Menurutnya,  penyebab  tinggi harga cabai masih dipengaruhi pasokan yang terbatas. Sehingga stok beberapa jenis cabai di pasar tersebut dalam jumlah tidak terlalu banyak. Hal inilah yang membuat harga cabai  belum juga turun.

“Kalau yang di sini biasanya dari pengepul dulu. Dan pengepul juga tidak bakal menimbun. Langsung dikirim ke pasar. Ini kan cuaca masih seperti ini jadi kiriman dan Jawa Timur atau  Jawa Tengah masih seadanya,” katanya.

Sehingga, kata dia, harga cabai  belum ada perubahan. Bahkan, untuk jenis tertentu  kembali ada kenaikan harga.

“Harga cabai merah beauty, masih naik Rp35  ribu biasanya Rp25 ribu, naiknya per hari  itu bisa Rp2 ribu. Paling mahal bisa Rp45 ribuan. Cabai caplak harga Rp65 ribu,” ucapnya.

Meski naik, nampaknya tak menyurutkan minat masyarakat untuk membeli cabai. Dalam sehari, Zaki bisa menjual cabai hingga satu ton.

Senada, pedagang cabai lain, Muyanti menegaskan, OP belum banyak membawa pengaruh bagi harga cabai. Hal itu terlihat dari harga cabai rawit merah (cabai setan) di kosnya yang masih bertengger di kisaran Rp110 ribu sampai Rp120 ribuan. “Harga masih tetep stabil belum ada penurunan harganya di Rp110 ribu,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu  pembeli Yanti mengatakan, permintaan cabai di tingkat konsumen masih  tinggi. Dia menyayangkan kalau tingginya harga cabai berlasung lama. Sementara kebutuhan akan cabai masih menjadi yang utama.

“Saya biasanya beli di sini untuk dijual lagi. Kalau harga seperti ini terus kasian masyarakat yang beli,” tegasnya. (wan/mgg)

Sumber: