Pangdam: Jika Ada TNI Nakal Segera Laporkan

Pangdam: Jika Ada TNI Nakal Segera Laporkan

Rangkul Ulama Cirebon Jaga Keutuhan NKRI

ASTANAJAPURA – Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Herindra perintahkan seluruh anggotanya tertib dan bekerja keras menjaga kemanan di wilayahnya masing-masing.
\"TNI
TNI kunjungi Buntet Pesantren

Jika ada diantara anggotanya yang nakal ia meminta warga segera melaporkannya. Hal itu dikemukakannya dalam kesempatan kunjungannya ke Pondok Pesantren (Ponpes) Buntet Cirebon,Selasa (18/10).

“Untuk semua masyarakat, jika melihat ada anggota kami yang nakal atau tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan, maka silahkan saja laporkan hal itu ke kami. Kami akan tegur anggota tersebut,” kata dia.

Dalam sambutannya, pihaknya memastikan bahwa di Kodam Siliwangi, kondusif dan damai.

“Kami mengajak semua masyarakat agar bekerja sama dengan TNI dalam hal menjaga keamanan. Indonesia memiliki pertahanan rakyat semesta, sudah diakui oleh dunia. Makanya, tentara dan rakyat harus bersama-sama menjaga kondusifitas suatu daerah masing-masing,” kata dia.

Dirinya juga menjelaskan tentang perbedaan tentara dan rakyat, dalam hal hukum. Menurutnya, tentara tidak kebal hukum. Bahkan jauh lebih berat hukumannya dibanding rakyat sipil.

“Tentara, di undang-undang militer, itu jika melakukan kesalahan, humunannya lebih tinggi dibanding dengan masyarakat biasa. Coba dibuka. Kalau masyarakat sipil, misalnya melakukan pembunuhan, tentara malah hukumannya akan jauh lebih berat dibanding masyarakat sipil,” kata dia.

Menurutnya hal itu karena tentara merupakan orang yang mengetahui hukum.

“Hal ini dikarenakan bahwa kita tentara, adalah orang yang mengerti hukum, dan siapapun orang yang tahu hukum, jika mereka melanggar, itu hukumannya lebih berat. Begitu juga dengan polisi dan jaksa, jika mereka melakukan kesalahan, maka hukumannya lebih berat,” kata dia.

Agenda silaturahmi dengan para tokoh agama se-Wilayah 3 Korem 063 Sunan Gunungjati itu juga menurutnya merupakan perkenalan karena ia orang baru.

“Makanya kita juga ingin kita bisa berkenalan dan bisa bersama-sama membina hubungan baik,” kata dia.

Pihaknya menegaskan bahwa dengan adanya saling kerja sama, maka Jawa Barat akan aman dan damai dari segala praktik yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Jika kami semua bersatu, siapapun yang membuat Jawa Barat ini tidak stabil, pasti akan kita lawan. Dan kita dan kiai kan punya peran masing-masing. Intinya kita sinergi dan saling mengisi,” kata dia.
Menurutnya, meskipun Jawa Barat masih kondusif dan aman warga jangan lengah. “Kita harus terus waspada,” kata dia.

Di Jawa Barat, yang perlu diwaspadai, adalah masih terkait dengan terorisme dan hal lain yang memecah bela kesatuan.

“Soal radikalisasi juga, makanya kita juga mengajak kepada semua kalangan terutama kyai dan para santri untuk bekerja sama. Karena saya yakin, para kiai dan santri tahu soal radikalisai agama dan lainnya. Mereka juga sangat memiliki peran yang luar biasa,” kata dia.

Untuk mengantisipasi adanya perlawanan dari kelompok radikal terhadap para kiai dan santri tersebut, pihaknya menegaskan akan memberi dukungan.

“Jika mereka melakukan kekerasan, atau mereka (Kelompok radikal,red) melakukan kekerasan terhadap para kiai dan santri, apalagi jika mereka menggunakan bedil, maka yang lawan adalah langsung kita TNI,’ kata dia.

Soal radikalisme, pihaknya mengaku layak mengunjungi Ponpes Buntet Pesantren, untuk meminta dukungan terhadap para kiai. (kim)

Sumber: