Mendadak Hujan Deras saat Kuburan Rizky Dibongkar

Mendadak Hujan Deras saat Kuburan Rizky Dibongkar

TIDAK seperti biasanya, warga Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka menonton pembongkaran kuburan di Blok Mawar.
\"warga
Warga berkerumun di lokasi otopsi. Foto: Herik/Rakyat Majalengka

Warga, termasuk anak-anak menyaksikan pelaksanaan otopsi jenazah Rizky (16), satu dari dua korban aksi keji geng motor di Jalan Perjuangan Kota Cirebon pada akhir bulan lalu.

Otopsi sendiri berlangsung di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, Selasa(6/9).

Kerumuan ratusan warga yang ingin melihat proses otopsi dari jarak dekat tiba-tiba dikejutkan dengan hujan deras yang turun tiba-tiba, sekitar pukul 14.00. Sehingga warga berhamburan mencari tempat berteduh.

Salah seorang warga, Endri (36) mengatakan, dirinya merasa sangat penasaran. Makanya, meski tercium bau yang cukup menyengat, tetap ingin menyaksikan dari dekat.

Lagipula, menurutnya pengalaman melihat jenazah yang makamnya dibongkar kembali baru pertama kalinya ia lihat.

\"Saya baru lihat sekarang ini ada makam yang dibongkar demi kepentingan pemeriksaan oleh dokter. Wajar saja jika warga sini termasuk saya dan anak-anak pada berdatangan ke sini,\" ungkap Endri.

Sementara itu, alasan korban disemayamkan di TPU Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, menurut salah satu kerabat korban, Udin (50), karena pihak kelurga korban memiliki tanah di desa setempat. Sehingga yang jenazah Rizky dikebumikan di Sutawangi.

\"Dulu, kakek korban bernama Waluya. Beliau bekerja di pabrik gula Jatiwangi. Dia adalah warga Desa Sutawangi, dan ketika meninggalpun, kakek Waluya dikebumikan di tanah itu,” katanya.

Udin berharap, pihak aparat penegak hukum bisa memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku. Tak hanya itu, sebagai upaya agar peristiwa tersebut tidak terulang, dirinya meminta agar aparat kepolisian, bisa lebih tegas terhadap geng motor. Karena sejauh ini, keberadaan geng motor sudah sangat meresahkan masyarakat.

\"Sebagai warga saya hanya berharap agar pihak kepolisian bisa lebih tegas. Bila perlu basmi saja, agar tak meresahkan masyarakat. Dan agar otopsi ini menjadi renungan warga,\" katanya.

Sementara itu, Kanit Sabhara Polsek Jatiwangi, IPDA Dalyanto mengungkapkan, otopsi tersebut dilakukan oleh  tim dokter forensik RS Bhayangkara dan Disaster Victim Identification (DVI), dan berjalan lancar selama 3 Jam lebih.

Pihaknya mengakui, tim pelaksana otopsi sempat terganggu karena turun hujan. Namun pelaksanaan otopsi yang dimulai pada pukul 13.00 WIB itu dapat selesai pada pukul 15.00 WIB. \"Kami hanya melakukan pengamanan lokasi otopsi,” katanya. (hrd)

Sumber: