Dua Korban Geng Motor Diotopsi

Dua Korban Geng Motor Diotopsi

Polisi Terus Dalami Motif Pembunuhan dan Pemerkosaan Sepasang Kekasih

CIREBON – Jenazah Vina (16), satu dari dua korban aksi keji para berandalan bermotor pada akhir Agustus lalu, akhirnya diotopsi.
\"otopsi
Otopsi jenazah korban geng motor. Foto: Sudirman/Rakyat Cirebon

Tim Forensik Disaster Vicitm Identification (DVI) Polda Jawa Barat, RS Bhayangkara Indramayu didampingi jajaran Polres Cirbeon Kota (Ciko) melakukan otopsi di komplek pemakaman Pasindangan, Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon, Selasa (6/9).

Otopsi dilakukan sejak pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB. Sejumlah warga sekitar, termasuk anggota DPRD Kota Cirebon turut berada di kompleks pemakaman tersebut untuk menyaksikan pembongkaran kuburan Vina guna dilakukan otopsi.

Petugas kepolisian pun berjaga-jaga untuk menghalau rombongan warga yang ingin melihat proses otopsi dari jarak dekat. Bahkan, tim forensik membuat pembatas sekaligus penutup di dekat kuburan Vina.

Kapolres Ciko, AKBP Indra Jafar SIK melalui Kasat Reskrim, AKP Galih Wardani mengatakan, pihaknya melaksanakan otopsi guna kepentingan penyidikan tindak pidana yang terjadi sekitar sepakan yang lalu, yang menimpa dua korban. Yakni, Vina bersama kekasihnya, Rizki (16).

Ia menjelaskan, setelah melakukan pembongkaran makam Vina, tim forensik akan membongkar makam Rizky di Majalengka. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan Polda Jabar terkait pembongkaran kedua korban untuk dilakukan otopsi.

“Hasilnya kita tidak bisa simpulkan, nanti yang menerangkan dari dokter saat proses otopsi selesai. Untuk sementara kita belum bisa simpulkan karena proses masih berjalan,” katanya.

Pihak kepolisian menduga, pada jenazah Vina terdapat banyak luka. Namun, Galih enggan menyebutkan lebih detil tentang keterangan luka itu.

Ia mengakui, keluarga tidak pernah meminta terkait dengan pembongkaran makam Vina. Namun, lanjutnya, yang penting proses otopsi bisa berjalan mulus dan jenazah Vina dimakamkan seperti semulanya.

Saat dikonfirmasi terkait drama cinta segitiga antara salah satu pelaku dan dua korban, dirinya belum bisa menyimpulkan. Karena, sambung Galih, proses penyidikan dan pemeriksaan delapan pelaku masih terus berlangsung dan tiga DPO masih tahap pengejaran.

“Sementara ini kaitan antara korban dan pelaku masih kita dalami dan pengembangan. Karena kita masih melakukan pengejaran terhadap tiga DPO lagi, dan delapan pelaku pun masih diperiksa,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Cirebon, dr H Doddy Arianto MM menyatakan, pembongkaran mayat Vina di Desa Pasindangan Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon sepenuhnya diserahkan pada tim forensik RS Bhayangkara Losarang Indramayu. Jika hasil dari otopsi tersebut bisa dijadikan barang bukti baru, lanjut Doddy, maka penyelidikan tentang kasus tersebut tetap bakal dilakukan.

“Kita juga akan tindak lanjuti ke Dinas Pendidikan (Disdik) agar kedepan tidak terjadi kejahatan seperti itu lagi. Saya juga meminta kepada pihak kepolisian agar bertindak keras  kepada sekelompok motor yang memiliki potensi untuk melakukan kejahatan yang lebih fatal,” ungkapnya.

Ia juga akan mengajak sejumlah ormas, OKP, Disdik dan Dinkes untuk bersama-sama memberantas pemicu terjadinya kejahatan, salah satunya adalah obat-obatan terlarang. Mereka bersama-sama dengan pihak kepolisian juga agar bisa meminimalisir potensi melakukan tindak kejahatan, melalui obat terlarang di Kota Cirebon.

“Kita akan bicara serius dengan mereka semuanya dan harus bersama-sama mengontrol, mengawasai dan mengedukasi para pelajar atau kalangan muda untuk memberantas obat-obatan terlarang atau zat adiktif pemicu sekelompok melakukan tindak kejahatan,” katanya.

Sementara di tempat terpisah, setelah melakukan otopsi terhadap jenazah Vina, tim dokter juga melakukan tindakan serupa terhadap jenazah Rizky (16), kekasih Vina yang tewas bersamaan. Otopsi jenazah Rizky dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, selang beberapa jam setelah otopsi Vina selesai. (man)

Sumber: