Produksi UMKM Masih Terbatas

Produksi UMKM Masih Terbatas

Meski Berkualitas, Namun Belum Menjangkau Luas di Supermarket

MAJALENGKA – Makin dekatnya pengoperasian Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di kecamatan Kertajati, menuntut pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi khas daerah makin kreatif.
\"rakyat
rakyatcirebon.co.id

Salah seorang pemerhati UMKM, Hidayat megatakan, selama ini hanya segelintir saja, produk khas daerah yang merupakan asli karya produksi warga setempat. Sementara pelaku UMKM lainya masih kebingungan meningkatkan kualitas produknya.

“Sebagai salah satu contoh, produk kecap di Majalengka dari segi kualitas lebih bagus dan bermutu daripada kualitas kecap yang sudah beredar di pasaran,” ungkapnya.

Hanya saja, kata dia, kendala untuk mewujudkan produktifitas yang banyak dengan mutu tetap, sangat sulit diwujudkannya. Hasilnya produksi kecap lokal Majalengka masih diproduksi sedikit.

\"Artinya, produksi kecap Majalengka kesulitan untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Sementara prosesnya sendiri masih tradisional,\" ujar Hidayat.

Ia mengungkapkan, minat bagi pecinta kecap yang berkualitas justru datang dari wilayah lain.

Sebagian pengujung Majalengka menyempatkan untuk bisa membeli kecap khas Majalengka. Alasannya sebagai oleh-oleh atau buah tangan karena banyak yang suka dengan rasa kecap asli asal kota angin.

\"Dari segi kualitas tentunya kecap Majalengka lebih bagus dari kecap yang paling bermerk sekalipun. Hanya saja orang luar daerah sering kesulitan mendapatkan kecap di supermarket di luar Majalengka. Artinya kecap buatan produk kita tidak beredar di wilayah lain, mereka rela membelinya jika sedang berkunjung ke Majalengka,\" ujarnya.

Sementara itu, kata dia, berdasarkan informasi saat ini pemerintah tengah mempunyai program penciptaan wirausaha baru.

“Tujuannya agar masyarakat punya pemikiran yang jauh ke depan untuk mengonsep para pelaku usaha supaya bisa menciptakan lapangan kerja,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang pelaku usaha rumahan berjenis keripik, Hadijah mengaku ingin konsen bergulat dan membidangi usahanya tersebut. Bahkan ia pun merasa khawatir untuk bersaing di masa mendatang saat usahanya tidak berkembang dengan pesat.

\"Usaha yang saya geluti tentunya merupakan satu-satunya usaha untuk dapat menghidupi dan mencukupi kebutuhan dapur rumah tangga saya. Ke depan, saya pun ingin agar produk usaha yang saya geluti bisa mendapatkan produk baru yang bisa bersaing dengan produk luar. Saya tidak mau menjadi penonton saja,\" pungkasnya. (hrd)

Sumber: