RAKYATCIREBON.ID, Berita nasional hari ini dan kemarin dihiasi dengan pertarungan sengit kekuatan politik para kandidat calon presiden dan wakilnya. Laporan berita berkaitan dengan konstelasi pemilu dan peta kekuatan elektabilitas kontestan capres 2024.
Nama Ganjar Pranowo disebut- sebut menjadi bintang idola di media. Diskursus publik memberikan karpet merah bagi Ganjar. Perhatian masyarakat sedang membicarakan dan memberikan ganjaran elektabilitas tinggi bagi Ganjar. Reward tersebut sebagai pengakuan akan pesona pribadi dan prestasinya selama menjabat Gubernur Jateng.
Hantaman badai dan seabrek hambatan berserakan dan sedang menimpa Ganjar. Eloknya situasi sulit ini justru dapat melejitkan namanya di belantika kontemporer Indonesia. Ganjar sedang digandrungi dan disukai wong cilik dan masyarakat urban sebagai sosok teladan pemimpin daerah yang berhasil.
Saat ini Ganjar sepertinya sedang berada di kawah candradimuka kehidupan politik Indonesia yang bengis. Penulis akan memberikanku uraian bukti-bukti jika Ganjar diterima publik dan menjadi alasan kuat mengapa Presiden 2024 harus Ganjar. Argumentasinya, penulis diperkuat diambil dari kesimpulan publikasi data survei lembaga Politik Charta Politika .
Berdasarkan hasil penelitian survei responden di awal Minggu pertama dan Minggu kedua Bulan Juni 2022, data tersebut memberikan petunjuk dan menyebutkan banyak fakta. Elektabilitas Ganjar mampu menumbangkan petahana Prabowo Subianto yang selalu nongkrong di urutan pertama.
Ganjar memperoleh 31,2 persen, Prabowo 23,4 persen dan Anies Baswedan 20.0 persen. Semua lembaga survei politik memberikan bukti Elektabilitas Ganjar unggul dan menempati posisi teratas . Ganjar akan selalu menempati posisi kunci capres dalam setiap simulasi pencalonan salon capres dan cawapres. Artinya Ganjar adalah permata bagi siapapun calon yang akan mendampinginya sebagai wakil presiden.
Dua kontestan capres ini harus kecewa berat karena elektabilitas jelang 2 tahun pilpres menunjukkan tanda- tanda menurun. Bukannya ikutan naik ternyata justru tergerus. Hal yang menggembirakan justru datang dari Ganjar yang berhasil membikin galau dan gundah para kontestan capres lain.
Data hasil riset politik Charta Politika menunjukkan Ganjar meroket diangka 31,2 persen. Meninggalkan jauh dari rival beratnya Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Prabowo harus puas di urutan kedua 23,4 persen dan disusul Anies Bawesdan di urutan ketiga dengan jarak yang sangat ketat 20.0 persen.
Pertanyaannya, mengapa elektabilitas Ganjar menukik tajam di awal Juni ini? Faktor- faktor pendukung apa saja yang membuat elektabilitas Ganjar ngejreng sekali? Hal yang perlu digaris bawahi, sampai detik ini Ganjar belum menerima dukungan resmi dari parpol atau koalisi parpol. Ironi sekali Ganjar yang notabenenya kader internal PDIP tetapi hanya sekedar sinyal atau restu belum ada tanda-tanda. Sinyal tiket pencapresan belum diamini oleh Ketum Megawati Soekarno Putri. Yang terjadi justru Ganjar banyak disepelekan dan dimusuhi partainya sendiri.
Ganjar sebagai bagian fenomena politik yang sangat tragis sebagai kader partai. Tetapi hal tersebut yang menjadi pemicu antithesa politik meledak. Ganjar diberkati alam semesta, dan justru perjalanan karier politiknya semakin melejit. Banyak pihak bertanya seharusnya elektabilitas Ganjar tidak semoncer saat ini?
Fakta memberikan petunjuk, terjadi hambatan sangat besar yang sedang membelenggu Ganjar. Hambatan struktural internal PDIP menjadi momok mengerikan Ganjar untuk memantapkan karier politiknya melesat. Ganjar belum mendapatkan petunjuk apapun untuk rekomendasi pencapresan. Keajaiban untuk Ganjar belum berhenti, sebenarnya di luar partai PDIP Ganjar menjadi rebutan banyak partai yang sengaja akan menggaet Ganjar menjadi capresnya.
Berbagai tawaran parpol lain mendapatkan komentar miring dari Sekjen PDIP Hasto Kristianto keberatan jika Ganjar akan dibajak ke partai lain. Menurut Hasto, Ganjar masih sebagai kader PDIP dan bagian dari aset partai. Saat ini PDIP untuk diberi tantangan oleh partai lain dan rakyat, mau secepatnya Ganjar memperoleh rekom atau Ganjar segera dipecat dari partai.
Lantas apa yang menjadikan nama Ganjar semakin meroket, sedangkan banyak hambatan serius ada di depan langkah Ganjar ? Nama Ganjar mulai viral sejak menjadi Gubernur Jateng, atas etos kerjanya, namanya pun terus melambung.
Ganjar selalu turun ke kalangan untuk mengecek dan menindaklanjuti segala keluhan dan persoalan pembangunan di Jateng. Setidaknya popularitas Ganjar hampir 90 persen. Berkaitan elektoral pemilih jika Ganjar jadi capres,70 persen pemilih Jateng pemilih Ganjar. Jateng salah satu basis pemilih kedua terbesar di Indonesia. Kurang lebih 27 juta pemilih tetap adalah suara potensial.
Ganjar sudah menang start dan langkah. Wajar jika Ganjar elaktabikitss di Jateng sangat tinggi. Ganjar semakin dikenal masyarakat di kuat Jateng karena tindakan Sidak di berbagai instansi di lingkungan Pemprov Jateng. Tindakan tegas dalam setiap sidak, menjadikan fenomena Ganjar semakin viral dan meluas.
Ganjar dijadikan idola baru setelah Ahok dan Risma sebagai pejabat publik yang tegas, membela rakyat dan tanggap terhadap keluhan masyarakat. Efek media masa juga memberikan dampak luas bagaimana Ganjar bisa dikenal dengan cepat di media sosial ,TV dan koran.
Oleh karenanya Ganjar sudah merintis popularitas dan elektoralnya melalui kerja nyata di lapangan . Jadi tidak ujuk -ujuk Ganjar mendapatkan ganjaran popularitas dan elektabilitas tinggi. Telah berproses secara simultan dan progresif. Peranan Relawan Ganjar sangat tinggi. Justru dari relawan Ganjar diangkat menjadi calon capres. Jauh-jauh hari relawan sudah berani dan nekat mencapreskan Ganjar presiden 2024.
Disebutkan relawan yang pertama mengusung Ganjar 2024 adalah Relawan Ganjar Pranowo 2024/RGP2024. Relawan ini melalui kegiatan politiknya yang diawali di media sosial. Pada Bulan Oktober 2020 relawan resmi berdiri dan bekerja secara organisatoris dalam wilayah kerja tertentu. Tanggal 01 Juni 2021 secara resmi Relawan dideklarasikan di Cirebon Jabar bersamaan dengan hari Kelahiran Pancasila.
Maraknya kemunculan Relawan Ganjar di berbagai kota dan Provensi di tambah semaraknya kegiatan relawan menjadi salah satu sebab Ganjar mempunyai basis pendukung yang sangat jelas. Saat ini sudah ratusan barisan Relawan Ganjar terbentuk baik ditingkat daerah dan nasional. Bahkan beberapa relawan sudah memiliki perwakilan di luar negeri.
Gaung dan kegiatan relawan semakin menjadi- jadi. Relawan justru menjadi musuh para elite politik tertentu yang tidak sepaham dengan dukungan relawan oada tersebut. Ketua PDIP Jateng Bambang Waryanto alias Bambang Pacul dan Sekjen PDIP Hasto seakan akan menjadi rival berat Relawan Ganjar.
Elite partai ini beberapa kali menghardik relawan agar jangan memaksakan elite partai PDIP untuk mengusung Ganjar menjadi Capres PDIP. Relawan sudah dituduh menjadi agen penekan agar elite partai membuka jalur bagi Ganjar. Vandalisme elite partai PDIP ke relawan belum berakhir politisi Trimedya Panjaitan melukai perjuangan relawan.
Dalam acara di Talk Show TV beberapa hari kemarin , Ia menuduh jika relawan dibiayai pihak pemodal dalam aksi dan dukungannya ke Ganjar. Trimedya menyebutkan sebagai relawan bayaran.
Hiruk pikuk kegiatan dan perlawanan relawan semakin tajam. Bahkan ada relawan yang mengancam golput dalam pilpres dan pileg jika Ganjar tidak termasuk nama kontestasi capres 2024. Dalam bekerja untuk mendukung Ganjar maju pilpres, relawan sangat semangat menyebarluaskan kegiatan Ganjar selama menjabat gubernur.
Dunia media sosial sangat efektif tersebarnya nama dan kegiatan selama menjabat Gubernur Jateng. Banyak elite partai pembenci Ganjar menyerangpekerjaan relawan dan menuduh jika elektabilitas Ganjar melejit bukan kerja nyata sebagai gubernur tetapi dibesarkan karena media massa, relawan dan tim media Ganjar.
Banyak rentetan kejadian peristiwa yang melibatkan wewenang dan tanggung jawab gubernur. Kasus Wadas hampir membuat reputasi Ganjar kandas. Kasus Wadas dijadikan entri poin serangan hitam untuk menjatuhkan reputasi Ganjar. Ujian sangat berat tersebut justru semakin melejitkan lagi nama Ganjar. Media nasional sangat santer membidik kasus Wadas diorbitkan menjadi isu nasional.
Kerja dalam melakukan penyelesaian sengketa Wadas berhasil ditaklukkan Ganjar dengan cara -cara cerdas dan bijak. Ganjar lolos dari kasus Wadas. Nama Ganjar semakin dikenal luas sebagai gubernur yang santun dan manusiawi dalam menuntaskan sengketa Wadas. Mobilitas yang tinggi baik sebagai gubernur dan Ketua Alumni UGM (Kagama) memberikan dampak signifikan dikenalnya Ganjar sebagai gubernur super sibuk.
Ganjar dikenal sebagai gubernur yang sangat responsif dan proaktif dengan pemerintahan pusat saat ini segudang proyek nasional berada di wilayah Jateng. Ganjar banjir pekerjaan berskala nasional. Tentunya berdampak terhadap kunjungan pemerintah pusat ke Jateng. Presiden Jokowi selaku kepala pemerintah sering hilir mudik melakukan kerja di daerah Kota dan dan Kabupaten di Jateng. Baik kunjungan kerja atau peresmian proyek, Jokowi selaku dijemput dan ditemani Ganjar.
Konsekuensi logis jika nama dan wajah Ganjar selalu menghiasi di media nasional online , koran dan tv serta media online. Ganjar dekat dengan Presiden. Beberapa kali kunjungan Jokowi ada dalam satu mobil dengan Ganjar. Artinya terjadi keakraban dan komunikasi secara intensif. Saking akrabnya dan mesranya media dan masyarakat menjatuhkan tafsiran jika Ganjar calon presiden berikutnya dan sangat ideal melanjutkan pemerintahan Jokowi.
Kedekatan Ganjar dan Jokowi menjadikan nama Ganjar melambung dan semakin yakin jika Jokowi merestui Ganjar adalah pengganti Jokowi. Elektabilitas Ganjar melesat dikarenakan Gubernur Jateng ini melakukan keliling kunjungan informal dari ujung ke ujung wilayah NKRI. Sebagian besar kunjungan keliling Nusantara berkaitan Ganjar sebagai Ketua alumni Gadjah Mada (Kagama) .
Berbagai kunjungan ke daerah dikaitkan dengan berkaitan kegiatan alumni, kegiatan religi, budaya dan sosial. Ganjar telah banyak menerima gelar kebangsawanan dari berbagai kerajaan Nusantara. Melalui kegiatan alumni nama Ganjar dikenal kuas dan secara khusus juga mendapatkan pengakuan adat dari berbagai tokoh adat Nusantara. Wajar jika nama Ganjar sudah dikenal luas dari Sabang sampai Merauke. Dari pulau ke pulau ,provinsi ke provinsi dan kabupaten/kota ke Kota sebagian besar di Indonesia.
Penulis akhirnya berkesimpulan jika elektabilitas Ganjar yang nongkrong di papan atas saat ini adalah pekerjaan politik dari berbagai pihak. Yang pasti Ganjar menjadi "perlente" karena prestasinya, didukung relawan ,didukung oleh masyarakat luas, keaktifan dalam berbagai kegiatan alumni, kegiatan proyek dengan pemerintahan pusat dan dukungan media. Mohon maaf peran partai justru banyak melukai pendukung, relawan dan juga mungkin Ganjar sendiri. (*)