RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN - Tradisi babarit hingga kini masih terus dilestarikan oleh sejumlah warga di Kabupaten Kuningan. Salah satunya yakni warga di Dusun Dayeuhkolot, Desa Cageur, Darma.
Bahkan saat babarit, Bupati H Acep Purnama SH MH menyempatkan diri hadir. Warga setempat menamai tradisi tersebut dengan sebutan Babarit Lembur.
“Babarit Lembur Dusun Dayeuhkolot ini sarat dengan pesan luhur dari para sesepuh masyarakat Sunda, yang senantiasa dilestarikan secara turun-temurun melalui tembang dan tradisi Babarit, agar jalinan kerukunan antar warga masyarakat tetap terjaga. Tentunya agar mereka tak melupakan nilai moral, hukum, dan agama dalam menjalani kehidupan,” kata Bupati H Acep Purnama.
Dirinya merasa bahagia, dapat bersilaturahmi dan hadir di tengah warga desa. Meski sudah memasuki era perkembangan teknologi yang maju, namun warga setempat masih melestarikan adat istiadat dan budaya lokal.
“Hal ini akan menjadi sebuah sumbangsih bagi kemajuan desa. Pelestarian nilai-nilai budaya lokal dan mewariskan kepada generasi muda untuk lebih mencintai lemah cai,” ucapnya.
Menurutnya, makna terpenting dari Babarit Lembur adalah sejauh mana mampu mensyukuri segala nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah SWT. Sehingga semuanya dapat menetapkan landasan langkah ke depan untuk mencapai Desa Cageur lebih baik dan maju sebagaimana yang diharapkan bersama.
“Semoga dengan perayaan Babarit Lembur, seluruh masyarakat sadar akan sejarah dengan begitu akan mampu meningkatkan kecintaan terhadap daerah itu sendiri. Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke (adanya jaman sekarang itu karena adanya jaman dulu, jangan lupakan sejarah, jangan lupakan jasa para pahlawan),” ungkapnya.
Dia berharap, momentum hari jadi ini dapat menyadarkan seluruh masyarakat betapa pentingnya sejarah demi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab kecintaan terhadap daerah dimulai dari lingkup terkecil yaitu desa, kemudian sampai ke level yang paling besar yaitu Tanah Air tercinta Republik Indonesia.
Sementara Kepala Desa Cageur, Didi Muhadi menambahkan, Babarit Lembur merupakan sebuah acara tradisi masyarakat sejak jaman dulu. Bahkan rutin digelar dan tak pernah absen setiap setahun sekali.
“Prosesi termasuk lagu-lagu dan irama musik tayuban sunda khas babarit di dusun ini, sejak dulu hingga saat ini nyaris tidak mengalami perubahan. Tradisi babarit di dusun kami sejak jaman dulu entah mulai tahun berapa hingga sekarang, biasa digelar setiap bulan Muharam. Tak pernah sekali pun terputus atau tidak dilaksanakan, dan para penabuh alat musik tradisional serta pesinden atau pelantun lagu-lagu khas babarit semuanya warga Dusun Dayeuhkolot,” terang bupati.
Meski sepintas hanya berupa pergelaran seni tayuban Sunda, lanjutnya, namun di dalamnya banyak mengandung pesan luhur dari para sesepuh yang harus dipertahankan, serta dijunjung tinggi masyarakat setempat secara turun-temurun.
“Itulah sebabnya, babarit di dusun Dayeuh Kolot sejak zaman dulu sudah rutin dan tak pernah absen digelar setiap setahun sekali. Sementara dari sisi prosesi acara, termasuk lagu-lagu dan irama musik tayuban Sunda khas Babarit di dusun itu pun, sejak dulu hingga saat ini nyaris tidak mengalami perubahan,” pungkasnya.( fik)