Berharap Operasi Pasar TPID Terus Berlanjut
Jumat 09-09-2022,16:26 WIB
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Kenaikan harga BBM subsidi diprediksi berpengaruh pada naiknya harga sejumlah bahan pangan pokok dalam waktu cukup lama. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon pun bergerak cepat. Agar harga komoditas tak terlampau liar.
Operasi pasar masih menjadi andalan. Di Kota Cirebon, operasi pasar sudah digelar di dua titik. Yakni halaman Masjid Nurul Amal, Perumnas dan Pasar Pagi, Jalan Siliwangi. Namun, kegiatan stimulan ini diprediksi hanya efektif menstabilkan harga dalam jangka pendek.
Masyarakat tetap khawatir, kenaikan harga bahan pangan pokok kembali membumbung jika program operasi pasar selesai. Pasalnya, kenaikan harga yang dipicu naiknya harga BBM subsidi sulit ditekan lantaran berkaitan dengan biaya operasional.
Pedagang telur ayam di kawasan Pasar Pagi, Suwarti mengatakan, kenaikan harga telur dipengaruhi pula oleh ketersediaan stok dari suplier. Ditambah momentum kenaikan harga BBM subsidi memicu harga telur semakin melambung.
Di level tertinggi, harga telur ayam sempat menyentuh harga Rp33 ribu per kg. Saat ini, rerata harga telur di pasaran bertengger di Rp29 per kg. Menurut Suwarti, harga telur ayam bakal bertahan cukup lama. Pasalnya, kenaikan harganya bertahap.
"Ini naiknya pelan-pelan. Dari Rp23 ribu, naik lagi Rp25 ribu sampai harga Rp30 ribuan," jelas Suwarti.
Menurutnya, pedagang belum mau menurunkan harga telur ayam karena ketersediaan pasokan telur yang masih terbatas serta harha dasar dari suplier atau peternak.
Di sisi lain, kenaikan harga juga terjadi pada sejumlah bahan pangan pokok lain. Yakni beras, gula pasir dan daging ayam ras. Alasannya sama, kenaikan harga komoditas tersebut berbarengan dengan naiknya harga BBM subsidi.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon, Hestu Wibowo menjelaskan, TPID Kota Cirebon berupaya melakukan stabilisasi harga dengan memberikan stimulus pasar. Hestu mengajak pedagang memasang harga wajar.
Pasalnya, TPID memastikan ketersediaan bahan pangan pokok penyumbang inflasi dengan harga terjangkau. Misalnya telur ayam dijual Rp22 ribu per kg, beras Rp9 ribu, dan gula pasir Rp13.5 ribu per kg.
Manfaat operasi pasar ini, kata Hestu, menjaga stabilitas harga dan daya beli yang terjamin. Karena beberapa komoditas naik usai ada penyesuaian harga BBM.
“Operasi pasar ini untuk umum dan tidak berbatas untuk siapa, karena siapapun bisa berbelanja,” katanya.
Di Pasar Pagi, operasi pasar digelar dua hari yakni Rabu dan Kamis (7-8/9). Menurut Hestu, beberapa komoditas yang paling berpotensi harganya bakal naik adalah telur ayam, beras dan beberapa komoditas sayuran.
“Kita akan berusaha keras untuk bisa membantu masyarakat, terutama mereka yang terdampak secara langsung akibat penyesuaian harga BBM,” tuturnya.
Pihaknya bersyukur, banyak masyarakat yang datang ke operasi pasar. “Lumayan banyak yang datang. Semoga operasi pasar ini membantu dan bermanfaat,” katanya. (wan)
Kategori :