RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Berpalingnya Walikota Cirebon, Nashrudin Azis dari parpol yang sudah mengantarkannya menduduki jabatan politik tertinggi di tingkat daerah, mulai dari di legislatif hingga dua periode di eksekutif, terus memunculkan fakta baru.
Kamis (12/01) malam, pada agenda rapat konsolidasi partai di Kantor DPC, Azis secara resmi diperkenalkan kepada struktur partai di seluruh tingkatan di Kota Cirebon, termasuk kepada sayap partai.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ketut Sustiawan ikut hadir, dan memberikan pengarahan kepada seluruh kader partai.
Dalam arahannya, Ketut membeberkan fakta baru, bahwa komunikasi politik PDI Perjuangan, dengan Nashrudin Azis sudah dimulai sejak 2019 lalu, dimana saat itu, Azis terang-terangan mendukung pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
BACA JUGA: Tak Masuk Akal Jika PDIP Tidak Mengusung Ganjar untuk Capres
Padahal saat itu, partai tempat ia bernaung, yakni Demokrat, memilih berada di tengah dan baru bersikap di last minute, namun Azis lantang menjatuhkan dukungan untuk Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
Saat momentum Pemilu kala itu, kata Ketut, dari Cirebon, komunikasi antara ia dengan Nashrudin Azis mulai disambungkan oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati, dan dibina sampai saat ini memberikan kejutan kepindahan.
"2019, komunikasi kami dimulai, saat itu Bung Azis mendukung pasangan Capres PDI Perjuangan. Jadi, selamat bergabung bung," ungkap Ketut.
Di PDI Perjuangan, lanjut Ketut, kader terus berdatangan, namun juga ada yang pergi, termasuk saat ini, Azis menjadi baterai tempir baru, untuk memuluskan target-target partai.
"Ada yang baru, ada yang lama, semua harus guyub meningkatkan suara partai," lanjut Ketut.
BACA JUGA: Rombongan Petani Ditabrak Bus di Lohbener Indramayu, 1 Orang Meninggal, 6 Luka Berat
Dijelaskan Ketut, diakui ataupun tidak, saat ini Dapil Jabar VIII DPR-RI, atau Dapil Jabar XII untuk DPRD Provinsi Jawa Barat, dari kursi eksekutif dipegang oleh kader-kader banteng.
Maka dari itu, harus ada simbiosis mutualisme dari kedua pihak, antara kader yang duduk di kursi kepala daerah, dengan PDI Perjuangan.
"Faktualnya, di dapil ini (Dapil Jabar VIII. Red) semua kepala daerah dari PDI Perjuangan. Saya ingin jangan hanya menjadi simbol, tetapi ada kepala daerah, bermanfaat atau tidak untuk PDI Perjuangan. Kalau tidak bermanfaat sama saja bohong. Jadi, Bung Azis bawa gerbong nya ya, dan mudah-mudahan cepat menyesuaikan diri," kata Ketut. (sep)