CIREBON - Sudah lama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka digadang jadi kutub ekonomi baru di Jawa Barat.
Berbagai pihak berbondong-bondong rancang program agar kawasan BIJB segera mewujud seperti yang diharapkan. Hingga kini, upaya itu terus dilakukan.
Seperti yang dibahas dalam Sarasehan Ekonomi West Java Economic Society (WJES) yang digagas Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) wilayah Jawa Barat.
Mengusung topik 'Optimalisasi BIJB sebagai Sumber Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat', saresehan dipusatkan di KPw BI Cirebon, Selasa (30/4/2024).
Sejumlah stake holder utama hadir dalam kegiatan tesebut. Antara lain Kepala KPw BI Jawa Barat Muhamad Nur, Kepala ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat Prof Dr rer nat Martha Fani Cahyandito, Kapala KPw BI Cirebon Anton Pitono hingga Pj Walikota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi.
Kemudian sejumlah perwakilan kepala daerah se Ciayumajakuning serta kepala lembaga dan instansi lain. Seperti OJK, Bea Cukai, BPS dan lain sebagainya.
Sementara narasumber pada saresehan ialah Kepala Badan Pengelola Metropolitan Rebana Ir Bernadus Djonoputro MM IAP, Ketua Kadin Kota Cirebon Dra Ismayasari MM ACH FP dan Akademisi ITB Ibnu Syabri BSc MSc PhD.
Bertindak sebagai moderator Ketua ISEI Cabang Cirebon, Prof Dr H Ida Rosnida SE MM Ak CA CRME CIRR. Saresehan berlangsung dinamis dan aktif.
Dalam paparannya, Kepala Badan Pengelola Metropolitan Rebana Ir Bernadus Djonoputro MM IAP menjelaskan mengenai progres pengembangan Metropolitan Rebana.
Dijelaskan Berny, untuk mewujudkan wilayah aglomerasi yang maju dibutuhkan pertumbuhan ekonomi 7 persen sebagai indikator.
Untuk mencapai itu, Metropolitan Rebana dirancang dengan konsep yang matang salah satunya pengembangan 13 kota baru berbasis industri yang berlokasi di semua kota dan kabupaten.
"Nah hari ini dari 13 kota baru, 7 kota baru sudah berdenyut dan berkembang di luar Kota Cirebon yang terus menggeliat sebagai pusat komersial dan pelayanan dari seluruh wilayah ini, saat ini," jelas Berny.
Tujuh kota yang dimaksud berbasis industri dan 11 kawasan di dalamnya sudah mulai beroperasi. "Dari mulai kawasan industri domestik dengan investor domestik sampai internasional," lanjut Berny.
Berny memastikan, semua kawasan industri yang sudah eksis berada dalam kawasan dan sesuai sesuai peruntukannya.
"Semua sudah duduk di tata ruang kita secara nasional sudah masuk dalam disain aglomerasi Rebana dan masing-masing pembangunan jangka panjang nasional," ucap Berny.