CIREBON - Keraton Kasepuhan Cirebon di bawah tahta Sultan Aloeda II, Raden H Rahardjo Djali Ak MSc CMA CFA ditunjuk sebagai pengelola proyek jalan tol yang menghubungkan Karawang ke Tanjung Priok.
Hal itu mencuat dalam sesi ramah tamah yang digelar Sultan Rahardjo menyambut kunjungan Menteri Pertanian Kesultanan Terengganu Malaysia bersama rombongan, Jumat (17/5/2024) di Istana Kilen, Keraton Kasepuhan.
Sultan Rahardjo menuturkan, investasi proyek jalan tol sepanjang hampir 60 KM itu mencapai hampir Rp60 triliun. Proyek ini hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Malaysia.
"Ini adalah pemerintah dengan pemerintah tapi pelaksanaanya oleh masing-masing kerajaan. Tahap pertama antara Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Terengganu, itu," ujar Sultan Rahardjo kepada Rakyat Cirebon.
Dijelaskannya, proyek bakal dimulai di tahun ini. "Kalau untuk jalan tol leader nya adalah Keraton Kasepuhan. Jadi Alhamdulillah kami ditunjuk sebagai leader pembanguman jalan tol," katanya.
Selain itu, satu proyek lainnya yang melibatkan Keraton Kasepuhan ialah pembangunan kawasan industri khusus bagi pengusaha asal Malaysia. Luasnya 50 hektare di Kabupaten Indramayu.
Lokasinya sudah ditinjau bersama Menteri Pertanian Kesultanan Terengganu Dr Azman Bin Ibrahim, Komisaris Utama PT Laara Star World Datuk Fairuz, Direktur Utama PT Laara Star World Dr Yurisman, Raja Denpasar Turah Bima, Pangeran Cevy Al Banjari dari Kerajaan Banjar dan sejumlah rekanan bisnis.
"Investasi itu antara lain mereka akan membuat kawasan industri sendiri yang diperuntukan untuk pengusaha-pengusaha Malaysia di suatu daerah yang dekat dengan Cirebon ini," kata Sultan Rahardjo.
Dijelaskannya, pembangunan jalan tol dan kawasan industri tersebut dipelopori Keraton Kasepuhan. Kemudian bakal disusul oleh kerajaan atau kesultanan lain.
"Pasti akan ada lapangan kerja akan terbuka luas bagi masyarakat Cirebon dan Indramayu. Kemudian terjadinya distribusi pendapatan ini kepada masyarakat yang sebelumnya belum pernah merasakan," kata dia.
Sepintas, kata Sultan Rahardjo, kawasan industri bakal digunakan untuk memproduksi kosmetik, makanan dan produk lain yang bahan bakunya tersedia di Indonesia.
"Dan produk ini diperuntukan untuk Indonesia saja. Karena di Indonesia banyak sekali bahan-bahannya," katanya.
Indramayu dipilih lantaran menjadi kawasan yang strategis dari sisi lokasi maupun infrastruktur. "Kenapa mereka memilih di kawasan Indramayu karena Indramayu pertama tidak terlalu jauh dari Jakarta," tambahnya.
Kemudian adanya adanya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Majalengka, Pelabuhan Patimban di Subang serta akses yang cukup dekat dengan Bandung dan kota besar lainnya.