RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Pasar Sentra Batik Trusmi yang lokasinya berada di Jalan Otto Iskandardinata, Weru Kidul Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon tak terurus dan dibiarkan mati suri. Para pedagangnya pun banyak yang mengeluh. Selalu merugi, karena sepi dari pengunjung.
"Tiap hari ya begini. Selalu sepi. Termasuk saat weekend. Mulai sepi, sejak Covid-19. Tapi malah keterusan. Kurang promosi kayanya," kata salah satu pedagang disana, Lilis.
Ruang Diskusi Cirebon (RDC) pun akhirnya mengeluarkan sikap. Mereka menginisiasi untuk menggelar audiensi. Difasilitasi Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, kemarin. Beberapa pihak pun hadir. Seperti Bapelitbangda, Disperdagin, Dinas Pariwisata, Diskominfo, Dishub, dan Disdik.
Perwakilan RDC, Ani menyayangkan kondisi Pasar Sentra Batik Trusmi yang tak terawat sepi terbengkalai. Ia melihat, pemerintah kurang matang menganalisis dampak pembangunan pasar.
"Masyarakat menyayangkan anggaran yang digelontorkan cukup besar. Itu dibuang begitu saja. Apakah hanya sekedar menggugurkan kewajiban atau bagaimana?" tanya Ani.
Harusnya bangunan pasar yang menghabiskan anggaran pemerintah hingga miliaran rupiah itu, bisa dirawat. Dijaga dan keberadaannya bisa dioptimalkan. Sehingga bisa menghasilkan pendapatan bagi daerah dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Yang terjadi, malah sebaliknya. Jangankan bisa menyumbang pendapatan bagi daerah, kondisinya saja sepi. Seperti mati suri. Para pedagangnya banyak yang ngeluh, banyak yang rugi," katanya
Wakil Ketua Komisi II, H Mohamad Ridwan MPdI, menegaskan ada tiga poin utama hasil dari audiensi. Pertama, kata dia sudah ada kesepakatan bersama untuk menampilkan daya saing Pasar Batik Trusmi yang lebih kuat. Kedua, pentingnya komunikasi untuk memunculkan ide dan inovasi.
"Bagi RDC, ketika mempunyai gagasan untuk menggelar even, tinggal dikomunikasikan saja. Karena tujuannya untuk meramaikan. Kami sepakat," kata Ridwan ketika ditemui Rakcer.id usai audiensi, Selasa 2 Juli 2024.
Ketiga, lanjut politisi PKS itu pentingnya inovasi. “Jangan pernah lelah untuk berinovasi. Yakinlah suatu saat pasti berhasil, seperti halnya di Malioboro Yogyakarta. Disana pasarnya ramai dan jualannya laku keras,” katanya.
Kabid Ekonomi dan SDA Bapelitbangda Kabupaten Cirebon, Dini Dinarsih menegaskan akan menyampaikan hasil audiensi ke pimpinannya. Memang kata dia, untuk meramaikan pasar Sentra Batik Trusmi ini, butuh sinergitas dengan semua pihak. Sehingga pasar dapat kembali menjadi ikon Cirebon dan menghidupkan kembali ekonomi lokal pasca pandemi.
Ia pun menjelaskan komunikasi intensif telah dilakukan dengan Disperdagin untuk mengembalikan keramaian Pasar Sentra Batik Trusmi. “Kami sering mengadakan kajian dan rapat koordinasi untuk mendorong SKPD terkait agar memperbaiki akses jalan, serta memasang lampu tematik,” katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa anggaran besar sudah dianggarkan, namun terkendala oleh pandemi Covid-19 sehingga terus dikurangi. "Usaha kami dari Pemda sudah maksimal untuk menghidupkan kembali pasar ini agar optimal keramaiannya. Namun, kami juga diminta untuk redesign dan mengatur ulang manajemennya," pungkasnya. (zen)