CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Dalam dunia penuh keajaiban dan imajinasi yang diciptakan Disney, terdapat sejumlah adegan yang, ketika diteliti lebih lanjut, mungkin tidak sepenuhnya cocok untuk ditonton oleh anak-anak.
Meskipun film-film Disney dikenal karena mengajarkan nilai-nilai positif dan pesan moral yang kuat kepada penonton muda mereka, beberapa adegan tertentu dari berbagai film kartun Disney menampilkan konten atau pesan yang bisa jadi kurang tepat.
Dalam artikel kali ini, kita akan menjelajahi lima adegan dalam film kartun Disney yang sebenarnya sangat dilarang untuk dilihat anak-anak, berikut uraiannya.
5 ADEGAN DALAM FILM KARTUN DISNEY YANG SEBENARNYA SANGAT DILARANG UNTUK DILIHAT ANAK-ANAK
1. Kecanduan Rokok dalam "Pinocchio" (1940)
Dalam film klasik Disney "Pinocchio," terdapat sebuah adegan di pulau kesenangan (Pleasure Island) di mana Pinocchio dan temannya, Lampwick, menyalakan cerutu.
Meskipun ini dimaksudkan untuk menampilkan perilaku buruk sebagai bagian dari pelajaran moral tentang akibat tindakan nakal, adegan tersebut secara tidak langsung menggambarkan penggunaan tembakau oleh anak-anak sebagai sesuatu yang mungkin menarik atau glamor.
2. Stereotip Rasial dalam "Dumbo" (1941)
Film "Dumbo" memiliki adegan yang menampilkan seekor gagak bernama Jim Crow dan teman-temannya yang berbicara dan bertindak dengan cara yang sangat stereotip dan mengandung konotasi rasial.
Penamaan karakter tersebut saja merupakan referensi langsung ke hukum Jim Crow yang mendukung segregasi rasial di Amerika Serikat.
Meskipun gagak-gagak tersebut membantu Dumbo, penggunaan stereotip dalam karakter mereka adalah contoh bagaimana media dapat memperkuat prasangka rasial.
3. Kekerasan dalam "Peter Pan" (1953)
"Peter Pan" adalah film penuh petualangan yang mengajak penonton mengunjungi Neverland. Namun, adegan pertempuran antara Peter Pan dan bajak laut, terutama Kapten Hook, sering kali menampilkan tingkat kekerasan yang mungkin tidak sesuai untuk anak-anak.
Selain itu, penggambaran suku Indian Pribumi dalam film tersebut juga penuh dengan stereotip yang kini dianggap tidak sensitif dan mengajarkan pandangan yang salah tentang budaya asli.
4. Pesan Berbahaya dalam "The Little Mermaid" (1989)
Dalam "The Little Mermaid," Ariel mengorbankan suaranya untuk mendapatkan kaki sebagai upaya untuk memenangkan hati pangeran manusia.
Pesan yang bisa ditafsirkan dari adegan ini adalah bahwa mengubah diri sendiri demi cinta, bahkan hingga rela kehilangan identitas atau kemampuan, adalah sesuatu yang dapat dibenarkan.
Ini mempromosikan gagasan bahwa cinta romantis lebih penting dibandingkan agensi pribadi atau kemandirian, yang mungkin tidak merupakan pesan terbaik untuk anak-anak.
5. Gambaran Tak Realistis tentang Tubuh dalam "Beauty and the Beast" (1991)
"Beauty and the Beast" mengisahkan tentang kekuatan cinta yang dapat mengubah seseorang. Namun, karakter utama wanita, Belle, seperti banyak tokoh Disney lainnya, digambarkan dengan proporsi tubuh yang tidak realistis.
Meskipun ini mungkin terlihat sepele, penggambaran seperti ini dapat membentuk ekspektasi yang tidak realistis dan persepsi yang salah tentang tubuh di antara pemirsa muda, berpotensi berkontribusi pada masalah citra tubuh dan kepercayaan diri.