RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Konstalasi politik menjelang perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Cirebon mulai mengerucut. Akan diisi oleh dua poros besar. Yakni KIM Vs PDIP dan koalisinya.
Padahal, belum ada keterangan resmi, PDIP berkoalisi dengan partai mana. Tapi isu KIM bakal memasangkan Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi dengan Ketua DPD Golkar Kabupaten Cirebon, Teguh Rusiana Merdeka sudah mulai santer dibicarakan.
Pun demikian dengan PDIP, meski belum memberikan keterangan resmi bakal berkoalisi dengan partai mana, nyatanya publik sudah mendengar, Imron dengan H Agus Kurniawan Budiman bakal dipasangkan. Sudah ada yang menyatakan, kepastian Imron dengan Jigus--sapaan untuk jagoan NasDem, sudah 95 persen.
Sayangnya, isu Ayu-Teguh dibantah Ketua Bapilu DPD Golkar Kabupaten Cirebon, Juhani Bungsu ketika dihubungi Rakyat Cirebon, Senin 5 Agustus 2024.
Alasannya, karena sejauh ini belum ada surat resmi secara tertulis yang bisa dipertanggungjawabkan. Isu yang belakangan muncul kepermukaan, sebatas wacana belaka. "Kalau berwacana, siapa saja juga bisa," katanya.
Hanya saja, terkait rekomendasi Golkar sudah clier memberikan mandat kepada Teguh Rusiana Merdeka untuk bertarung dibursa Pilkada. "Nah, penetapan bakal duet dengan siapa, itu yang belum," katanya.
Bahkan, kata dia Golkar di Jawa Barat sudah mengeluarkan rekomendasi untuk beberapa calon kepala daerah. Salah satunya Kabupaten Cirebon. "Hanya ada beberapa kota/kabupaten saja yang belum clier. Kita sudah," katanya.
Adapun untuk fiksasi pasangan calon, masih butuh waktu. Paling cepat satu minggu kedepan, sebelum pendaftaran ke KPU. Ia pun memastikan, KIM sejauh ini masih solid. "Seminggu kedepan, untuk finalisasi. Bahwa ketua kita akan berpasangan dengan siapa," imbuhnya.
Kendati demikian, ia tidak menampik, Teguh sudah santer bakal disandingkan dengan Ayu untuk menghadapi Imron yang bakal disandingkan dengan H Agus Kurniawan Budiman.
Kalau benar, pihaknya percaya diri, Golkar dengan KIM akan memenangkan kontestasi. "Kan kita ngusung kandidat, untuk menang. Jangan sampai kalah," katanya.
KIM sendiri berkeinginan agar Pilkada nanti, bisa head to head. Kalau ada poros ketiga, cukup berat untuk bisa meraih kemenangan. Tapi, kata dia, memang ada upaya, agar Pilkada nanti, dibuat tiga poros. "Tapi kami (KIM,red) mengupayakan agar dua pasang saja. Jangan sampai lebih," katanya.
Disinggung soal hasil survei Pemilu Rakyat yang dilakukan redaksi Rakyat Cirebon di daerah pemilihan (Dapil) II, dimana Teguh Rusiana Merdeka hanya mengantongi popularitas diangka, 1,06 persen. Dan minus persentase elektabilitas atau keterpilihannya.
Padahal, di dari survei sebelumnya, perolehan angka popularitas dan elektabilitas Teguh cukup lumayan. Khususnya di Dapil VII, dimana Teguh masuk urutan 4 besar dengan hasil 5,82 persen untuk popularitasnya dan 1,44 persen untuk tingkat keterpilihannya. Kata Bungsu--sapaan untuknya, dalam survei variable nya banyak.
"Kenapa bisa naik turun. Itu juga salah satunya tidak lepas dari wacana siapa pasangannya. Wacana itu juga menentukan atmosfir masyarakat dalam menentukan pilihan. Jadi wajar, normatif saja," terangnya.
Kendati demikian, pihaknya berterimakasih atas survei yang dilakukan redaksi Rakyat Cirebon. Itu menjadi informasi positif, sekaligus sebagai bahan pertimbangan di internalnya terkait langkah apa yang akan dilakukan kedepannya.
Yang pasti kata dia, konsolidasi di internalnya terus dilakukan. Mesin partai terus dipanaskan. "Cuma yaitu tadi, ini masih di tataran internal saja. Golkar akan main cantik. Ketika tombolnya sudah ditekan, kami pasti siap satu komando. Yang terpenting, secara struktural, kita semua dalam kondisi nyaman," katanya.
"Tidak perlu kagetan. Situasi seperti sekarang ini, sudah kami perhitungkan. Yang pasti, ketua kami sudah dipersiapkan sejak lama. Kita ngga main-main. Orang boleh berspekulasi apa saja, ngga masalah," tukasnya.
Terpisah, Ketua DPD Nasdem Kabupaten Cirebon, Asep Zaenudin Budiman, membantah koalisi PKS-Nasdem bergabung dengan PDIP. Justru PKS-NasDem semakin solid untuk mengusung satu paket calon tanpa harus bergabung dengan koalisi lain.
"Sampai saat ini kami tetap solid dan semoga tetap kompak sampai pelaksanaan pilkada. Sudah jelas kan, dari PKS itu mengusung Anwar Yassin dan dari Nasdem mengusung Agus Kurniawan. Tinggal dibicarakan saja, siapa calon bupati dan wakilnya," ujarnya.
Keseriusan koalisi ini terlihat dari semakin banyaknya baliho bergambar Agus Kurniawan dan Anwar Yassin yang terpasang di hampir seluruh wilayah Kabupaten Cirebon. Hal ini mengisyaratkan bahwa koalisi PKS-Nasdem kemungkinan akan segera melakukan deklarasi resmi.
Asep menegaskan bahwa koalisi mereka berusaha untuk tidak menjadi "politisi injury time" yang baru mengumumkan pasangan calon di saat-saat terakhir. Ia juga membuka kemungkinan bagi partai politik lain yang ingin bergabung dengan koalisi PKS-Nasdem, meskipun hingga kini belum ada tanggapan serius dari Nasdem terhadap lobi-lobi politik yang dilakukan beberapa parpol, termasuk PDIP.
"Pak Imron dan beberapa petinggi parpol di Kabupaten Cirebon masih melakukan komunikasi politik dengan kami. Tapi kan semua masih dinamis, dan segala kemungkinan bisa terjadi," katanya.
"Sampai saat ini juga belum jelas, jadi kembali bahwa politisi di sini kebanyakan politisi injury time, dan kami mencoba tidak melakukan itu," lanjutnya.
Menurutnya, koalisi PKS-Nasdem terus melakukan sosialisasi ke masyarakat dan berpotensi menjadi kuda hitam dalam Pilkada nanti. "Dari mulai timur, barat, tengah, dan utara sudah banyak baliho bergambar Agus Kurniawan dan Anwar Yassin. Ini bukti nyata bahwa koalisi PKS-Nasdem serius," pungkasnya. (zen)