CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Cirebon dari Koalisi Amanat Perjuangan, Dani Mardani dan Fitria Pamungkaswati melakukan kunjungan dan bersilaturahmi dengan jajaran HU Rakyat Cirebon, Kamis (19/9).
Di kantor redaksi Rakyat Cirebon, Dani-Fitria disambut langsung oleh General Manager Harian Umum Rakyat Cirebon, Sugianto AMd dan Pemimpin Redaksi, Khairul Anwar.
Pada pertemuan tersebut, diskusi pun mengalir. Dani-Fitria banyak bertukar pikiran dengan tim redaksi Rakyat Cirebon terkait dengan Kota Cirebon ke depan.
Dani mengakui, peran media dalam pembangunan daerah sangat vital. Bahkan sampai dikatakan sebagai pilar demokrasi keempat, melengkapi teori trias politica yang diungkapkan oleh Montesquieu.
“Peran media ini sangat vital. Sehingga keberlangsungan pemerintahan tidak bisa dipisahkan dengan unsur media. Sinergitasnya harus terus terjaga,” ungkap dia.
Pada kunjungan kemarin, Dani-Fitria mempertegas visi Religius Maju dan Sejahtera, dengan akronim “Remaja” yang diusungnya dalam pencalonan kali ini.
Dari sisi visi religius, dijelaskan Dani, selama ini pihaknya banyak mendengar masukan, bahwa religius dan agamis hanya sebatas redaksi dalam visi misi, namun jarang menjadi bukti.
Baginya, religius merupakan sebuah gerakan. Yang berarti pemerintah harus hadir di semua sektor keagamaan, baik secara moril maupun materil.
Menurutnya, dalam kota yang religius, masyarakat dan pemerintahan, dalam kesehariannya harus berjalan berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama yang dianut.
“Kami ingin ke depan, pemerintah hadir membangun nuansa religi. Sehingga nuansa religi sangat terasa di Kota Cirebon. Tidak mulukmuluk. Komitmen saya, 1 persen dari APBD, sekitar 16 miliar, jika dialokasikan untuk sektor keagamaan dan tempat ibadah, itu bukan hal yang mustahil,” jelasnya.
Untuk Kota Cirebon Maju, lanjut Dani, Maju dalam tiga sektor menjadi sasaran utama. Mulai dari maju secara ekonomi, maju dari sisi infrastruktur dan maju dari sisi tata kelola pemerintahan.
Maju secara ekonomi, harus diakui, bahwa Kota Cirebon itu merupakan kota perdagangan dan jasa. Maka bagaimana mengembangkan kondisi masyarakat agar ekonominya berdaya saing.
“Strategi kami, mulai dari mendata, membina, memberikan akses permodalan hingga memberikan pendampingan UMKM, juga meningkatkan investasi. Mengharmonisisasi UMKM sebagai sektor non formal dan investor di sektor informal,” ujar Dani.
Dalam hal maju di sisi infrastuktur, tidak bisa dipisahkan dari kemajuan dari sisi tata kelola pemerintahan. Sehingga bagaimana kemampuan manajemen seorang kepala daerah, untuk menempatkan seseorang sesuai dengan keahliannya.
“Tata kelola pemerintahan harus profesional, berintegritas dan adaptif terhadap aturan baru. Jangan sampai ada lagi pembangunan gagal digelar, karena pejabat terkait takut akan risiko kerjanya sendiri,” tuturnya.