CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Tingginya intensitas hujan yang mengguyur Kabupaten Cirebon dan Kuningan, Jumat lalu (17/1) menyebabkan air Sungai Cipager meluap.
Dampak dari banjir di Kabupaten Cirebon itu terbilang dahsyat, ratusan rumah warga di 15 desa di enam kecamatan terendam.
Bahkan sampai ada dua unit mobil yang terseret hingga 3 kilometer, ditemukan di Dasar Sungai Cipager.
“Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Cipager meluap, sehingga berdampak ke banyak wilayah. Ada ratusan rumah terendam dan dua unit mobil terbawa arus,” kata Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, kemarin.
Salah satu wilayah yang terdampak banjir di Kabupaten Cirebon paling parah adalah Kecamatan Sumber.
Kelurahan Watubelah, sebanyak 121 rumah dan satu fasilitas pendidikan di Perumahan Graha Permai terendam banjir setinggi 20-100 cm. Kemudian Blok Pasar di kelurahan Sumber juga turut terkena banjir.
Di Kecamatan Weru, banjir masih menggenangi Desa Megu Gede dan Desa Setu Wetan hingga Sabtu (18/1). Ketinggian air mencapai 130 cm. Di Blok Grewal, Desa Setu Wetan, banjir di Kabupaten Cirebon itu merendam rumah 16 kepala keluarga (KK) dan dua sarana ibadah.
Kecamatan Tengahtani juga terdampak cukup parah. Di Desa Dawuan, 484 rumah terendam dengan ketinggian air 20-120 cm. Kondisi serupa terjadi di Desa Palir, Gesik, Astapada, Batembat, Kalibaru, dan Kalitengah.
Di Kecamatan Talun, Desa Kecomberan dan Desa Kubang mengalami genangan air, sementara di Kecamatan Plered, sebanyak 250 rumah di Desa Panembahan turut terdampak.
BPBD Kabupaten Cirebon mencatat, tidak ada korban jiwa akibat bencana banjir tersebut. Kendati demikian, ratusan warga terpaksa harus mengungsi. Seperti di Desa Dawuan, ada sebanyak 70 orang, yang terdiri dari 15 anak-anak, 50 dewasa, dan 5 lansia. Mereka dievakuasi ke GOR Balai Desa Dawuan.
Beberapa warga lainnya, termasuk 2 anak-anak dan 19 lansia, diungsikan di depan Perumahan Lovina. Selain itu, di Desa Setu Wetan, sebanyak 46 pengungsi. Terdiri dari 17 anak-anak, 26 dewasa, dan 3 lansia. Mereka diamankan di Masjid Maqbuluddu’a.
Banjir di Kabupaten Cirebon juga merusak sejumlah infrastruktur. Tembok Pesantren Al Khairiyah Cirebon roboh diterjang derasnya banjir. Di Desa Setu Wetan, rumah milik warga bernama Ibu Masi longsor di area seluas 2 meter, dan kandang kambingnya ikut ambles.
"Rumah milik Ibu Tini di Desa Setu Wetan juga mengalami kerusakan. Tembok dapurnya rusak kebetulan berdekatan dengan sungai," tuturnya.
Tim Pusdalops BPBD Kabupaten Cirebon pun bekerja sama dengan perangkat desa dan instansi terkait untuk melakukan penyisiran, evakuasi dan penanganan darurat.
Deni menyebut, kebutuhan mendesak saat ini meliputi sanitasi dan makanan siap saji bagi warga terdampak.