CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Standar kompetensi tukang bangunan di desa sekitar pabrik Indocement Palimanan terus ditingkatkan. Lewat pelatihan intensif yang laksanakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia.
Semua itu adalah bentuk perhatian Indocement. Menyadari pentingnya kualitas sumber daya manusia di sektor konstruksi. Indocement menggandeng Kementerian PUPR memberikan pelatihan dan sertifikasi resmi kepada para tukang dan pembantu tukang atau laden.
BACA JUGA:Rugikan Negara Rp24 Miliar, Kejaksaan Tetapkan MY Jadi Tersangka
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebutuhan tenaga kerja konstruksi yang kompeten. Sesuai amanat UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Disana, disebutkan pembangunan infrastruktur harus ditopang oleh tenaga kerja terlatih dan bersertifikat.
Melalui program SETARA yakni Pelatihan Tukang Semen Tiga Roda, para tukang tidak hanya diajarkan teknik dasar. Seperti mencampur adukan, memasang bata, dan membuat acian yang benar.
"Tetapi juga diperkenalkan pada prinsip keselamatan kerja, manajemen proyek, dan perencanaan anggaran," kata Assistant to GMO, Rita Widjaja.
Pelatihan ini menyasar tukang dan laden dari delapan desa di sekitar Pabrik Cirebon. Meliputi Palimanan Barat, Gempol, Cikeusal, Cupang, Kedungbunder, Walahar, Ciwaringin, dan Kedongdong Kidul.
Mereka terang Rita, dibekali kompetensi langsung dari Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR.
“Banyak tukang di desa yang bekerja hanya berdasarkan pengalaman. Lewat pelatihan ini, kami bantu mereka agar bisa naik kelas, dari sekadar pekerja kasar menjadi tukang yang profesional dan bersertifikat,” ujarnya.
BACA JUGA:Dokumen Lengkap, DPUTR Tegaskan 2 Hari Selesai Urus PBG
Selain pelatihan teknis, peserta juga diperkenalkan pada berbagai produk bangunan seperti Mortar TR 10, TR 15, TR 20, dan TR 30, serta fungsinya dalam konstruksi modern.
Area Sales Manajer Indocement, Windi Suprayoga menjelaskan target dari program ini bukan sekadar mencetak tukang bersertifikat. Tapi juga menyiapkan tukang dan laden terlibat langsung dalam proyek perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) di desanya masing-masing.
"Indocement berharap pelatihan ini mampu menciptakan dampak jangka panjang, yaitu kemandirian desa dalam pembangunan infrastruktur yang aman, layak, dan berkualitas," tukasnya. (zen)