RAKYATCIREBIN.ID, CIREBON - Keraton Kacirebonan masih menyimpan banyak benda pusaka peninggalan leluhur. Salah satu yang membuat tercengang adalah wayang kulit berbahan kulit manusia yang masih tersimpan di kotak jimat keraton. Pusaka ini diyakini sudah ada sejak tahun 1.700an masehi.
Kepala Unit Kepurbakalaan Keraton Kacirebonan, Elang Iyan Ariffudin mengatakan, wayang kulit berbahan kulit manusia ini bernama Arjuna Sigeger. Sama seperti wayang Arjuna lainnya, penampilannya digambarkan sebagai karakter gagah pemberani.
Elang Iyan menjelaskan, hanya bagian wajah wayang Arjuna Sigeger saja yang dibuat dari kulit manusia. Sedangkan bagian badan, tangan dan kaki wayang dibuat dari kulit kerbau betina.
\"Karena kulit manusia tidak sekelas kulit kerbau. Jadi hanya di bagian tertentu yang kulit manusianya itu ditempel. Tidak full dalam satu wujud wayang itu kulit manusia. Karena kulit manusia lentur,\" ujar Elang Iyan.
Elang Iyan melanjutkan, pada sekitar tahun 1.700an dikenal tokoh pewayangan, Ki Kaca. Dia merupakan keturunan Sunan Panggung sambung ke Sunan Kalijaga. Di era itu, ada abdi dalem keraton yang gandrung wayang berwasiat ingin mendonorkan kulitnya setelah meninggal.
Sampai saat ini, belum diketahui asal usul abdi dalem yang mendonorkan kulitnya sebagai bahan wayang kulit tersebut. Namun yang pasti, cerita itu masyhur di kalangan abdi dalem keraton sampai saat ini.
\"Saat masih hidup, dia ingin mendonorkan bagian kulitnya untuk dibuatkan wayang. Wayangnya itu namanya Arjuna. Kalau kita tarik ke era sekarang, kabanyakan donor darah, donor mata, donor jantung dan organ lain. Itu (kulit manusia) salah satu bentuk donor,\" jelasnya.
Menurut Elang Iyan, meski tidak lazim di zaman sekarang, donor kulit yang dilakukan sang abdi dalem merupakan bentuk pengabdian tulus kepada keraton. \"Jadi artinya pengen bikin satu kenangan yang artinya dia itu sudah paripurna. Pengabdian yang tulus kepada keraton,\" kata dia.
Nama Arjuna Sigeger, lanjut Elang Iyan, diambil karena kontroversinya. Pertama, bahan wayang dibuat dari kulit manusia. Kedua, saat wayang ini dipentaskan pada tahun 1814, Sultan Kacirebonan pernah meninggal dunia.
Banyak yang meyakini meninggalnya sang sultan ada kaitannya dengan wayang Arjuna Sigeger. Sehingga, membuat geger keluarga keraton dan masyarakat pada saat itu. \"Itu dua versi nama Arjuna Sigeger,\" ucapnya.
Meski masyhur di kalangan keluarga keraton, sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah terkait kebenaran bahan wayang Arjuna Sigeger dari kulit manusia. \"Tapi kalau secara spesifik ada kulit manusia di dalam wayang itu bikin geger. Saya harap ada ke arah sana sebagai pembuktian,\" katanya.
Sampai saat ini, wayang Arjuna Sigeger bersama wayang pusaka lainnya masih tersimpan di Keraton Kacirebonan. Setiap Jumat kliwon, wayang ini diangin-anginkan agar tetap awet. \"Setiap satu kliwon sekali ada agenda ngisis wayang. Diangin-angin biar terawat,\" pungkas Elang Iyan. (wan)