Protes Ceramah Musnahkan Wayang, Malah Gelar Pertunjukan Wayang Kulit Semalam Suntuk

Sabtu 19-02-2022,14:24 WIB
Reporter : Iing Casdirin
Editor : Iing Casdirin

RAKYATCIREBON.ID - Potongan ceramah salah satu ustad kondang soal wayang, berbuntut protes pengurus Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) dari berbagai daerah. Ada yang menuntut permintaan maaf, ada pula yang melaporkan sang ustad ke kepolisian. Di Cirebon, protes disampaikan dalam bentuk pagelaran wayang semalam suntuk.

KetuaPepadi Kota Cirebon, Dalang Iyan Ariffudin mengatakan, ceramah sang ustad yang menganjurkan jamaahnya memusnahkan wayang, memicu sakit hati para dalang. Dia menyayangkan adanya pendakwah di Indonesia berpikiran seperti itu. Karena itu, menurutnya wajar banyak protes bermunculan.

\"Kami bersama Laskar Macan Ali akan menggelar pertunjukan wayang kulit di 26 Februari Sabtu malam Minggu di Gedung Negara. Ini aksi untuk menunjukan bahwa  wayang di Ciayumajakuning masih eksis,\" ujarnya, kemarin.

Para dalang dari Kota dan Kabupaten Cirebon bakal meramaikan aksi tersebut. Termasuk para dalang mucuki, yakni anak dalang akan tampil unjuk kebolehan sebelum dalang senior tampil.

\"Ada juga dalang mucuki sambil melancarkan candak cekel atau perang. Ini adalah proses edukasi dan pembelajaran otodidak regenerasi dalang,\" ujar dia.

Dalang Iyan menyinggung, pada zaman Wali Sanga wayang justru digunakan sebagai media syiar Islam. Melalui wayanglah, Raden Mas Syahid bersama Syekh Syarif Hidayatullah berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa yang saat itu mayoritas penduduknya beragama Hindu-Budha tanpa konfrontasi.

\"Wali Sanga menggunakam media wayang agar kebiasaan pada saat itu masih tetap ada tapi secara perlahan syariatnya (dakwah Islam) masuk,\" ujar Dalang Iyan kepada Rakyat Cirebon.

Di masa modern, wayang tetap dilestarikan sebagai media penyampai pesan moral yang diambil dari nilai-nilai keislaman. Bahkan, keberadaan wayang sudah diakui dunia. Dalang Iyan pun tak habis pikir kalau wayang dimusnahkan. \"Ini satu keprihatinan kami,\" kata dia.

Dalang Iyan menjelaskan, pengakuan terhadap wayang datang dari Unesco. Bahkan tanggal 7 November telah ditetapkan sebagai hari wayang sedunia. \"Di hari itu, Pepadi seluruh Indonesia serentak mengadakan pagelaran wayang,\" kata Dalang Iyan.

Menurutnya, wayang seharusnya dilestarikan. Hal itu sesuai pesan Syekh Syarif Hidayatullah dalam salah satu petuahnya. Yakni rawaten, emanen, muliaaken maring pusaka (rawatlah, sayangilah dan muliakanlah pusaka).

Pusaka yang dimaksud Sunan Gunungjati tak cuma berupa peralatan perang. Juga berupa ajaran moral, tradisi, termasuk pagelaran wayang di dalamnya. \"Wayang yang kami pandang bukan hanya tontonan juga tuntunan,\" katanya.

Dalang Iyan berharap, wayang dapat pula masuk kurikulum sekolah. Baik sebagai pelajaran muatan lokal maupun kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga, generasi muda dapat memahami secara utuh esensi dan eksistensi wayang di Indonesia.

\"Murid yang tidak akan pernah habis adalah di dunia pendidikan. Untuk implementasi agar wayang tetap lestari, kita masuk dalam dunia pendidikan. Di samping kami (para dalang) melakukan hal yang sama dalam bentuk informal di sanggar atau grup wayang,\" pungkasnya. (wan)

Tags :
Kategori :

Terkait