RAKYATCIREBON.ID – Berkat berbagai upaya yang ditempuh, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Indramayu, Rokaya (40), akhirnya bisa pulang ke tanah air. Saat ini, perempuan asal Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur yang sempat viral meminta pertolongan Presiden Joko Widodo itu masih menjalani karantina di Wisma Atlet Jakarta.
Koordinator Dept Advokasi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Juwarih mengatakan, Rokaya tiba di tanah air pada Jumat (7/1) lalu. Perjalanan pulangnya dari Arbil, Irak, menggunakan pesawat Turkish Airlines. Sebelum turun di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, pesawat yang dinaikinya sempat transit di Bandara Istanbul.
“Sekarang Rokaya masih di Wisma Atlet Jakarta untuk menjalani proses karantina selama 7 hari,” jelasnya, Minggu (9/1).
Terkait kondisi kesehatan Rokaya yang mengalami sakit saat berada di Arbil, ia menyebutkan kini sudah membaik setelah tiba di Indonesia. “Alhamdulillah secara fisik, sekarang kondisinya baik,” kata dia.
Meski bisa pulang, Rokaya tetap membeli tiket pesawat dan biaya lainnya dari kantong sendiri. Karena majikan maupun agency di Arbil tidak memberikan bantuan biayanya. Hal ini dimungkinkan karena masa kerjanya di Erbil terhitung baru 1 tahun, sedangkan kontrak kerjanya selama 2 tahun.
Menurut Juwarih, Rokaya juga masih beruntung, karena tidak harus membayar denda yang diminta majikannya senilai sekitar Rp50 juta. “Alhamdulillah tidak harus membayar denda. Pihak KBRI yang berusaha melobi majikannya,” ungkap dia.
Setelah masa karantina nanti selesai, pihak SBMI berencana mengajak Rokaya berkunjung terlebih dulu ke Direktur WNI dan PHI Kemenlu sebelum pulang ke Indramayu. Langkah ini sebagai bagian untuk menyampaikan ucapan terima kasih karena sudah memulangkan Rokaya ke tanah air.
“Tentunya kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Kemenlu, karena berkat bantuan pemerintah Rokaya bisa pulang,” ucapnya.
Terhadap harapan yang terpenuhi itu, Rokaya mengaku sangat berterima kasih dan bersyukur. Namun sementara harus dijalani proses karantina sesuai aturan dan ketentuan. Tapi ia sudah merasa senang karena tidak lama lagi akan bertemu dan kembali berkumpul bersama keluarganya.
“Kepada SBMI, kepada Kemenlu, kepada Bapak Presiden Jokowi, terima kasih banyak sudah memulangkan saya kembali ke Indonesia,” kata Rokaya melalui sambungan telepon Juwarih.
Sementara itu, pada September 2021 lalu viral sebuah video berdurasi 1 menit 49 detik yang beredar di berbagai media sosial. Dalam rekaman video itu Rokaya yang masih berada di Arbil, Irak, berbicara dengan suara serak sambil berlinang air mata dan wajahnya tampak pucat.
Rokaya mengungkapkan bahwa ia sudah tidak sanggup bertahan lagi dengan sakit yang dideritanya. Ketika itu kondisinya sudah tidak memungkinkan, terlebih lagi rasa sakit yang dirasakan pada bagian leher dan kepalanya. Juga banyak bintik hitam pada penglihatannya.
“Pak presiden bantu aku pak, pulangkan saya ke Indonesia, saya sudah gak kuat lagi pak kerja. Tolong pulangkan saya,” tuturnya dalam rekaman video.
Di Erbil, imbuh Juwarih, Rokaya bekerja di dua majikan sekaligus. Kedua majikannya merupakan kakak beradik. Gaji yang diterima Rokaya pun tidak sesuai. Saat berangkat pada 10 Januari 2021 lalu, ia dijanjikan gaji sekitar Rp8 juta per bulan. Dan saat sudah bekerja gaji yang diterimanya hanya Rp4 juta per bulan. (tar)