RAKYATCIREBON.ID - Sebanyak 80 ribu ton beras masih memadati gudang-gudang Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon sampai saat ini. Stok itu terdiri dari beras hasil serapan gabah dari petani hingga beras cadangan pemerintah hasil pengadaan dari Vietnam sejak 2018 lalu.
Melimpahnya stok beras di gudang Bulog, diakui Pimpinan Cabang Perum Bulog Cirebon, Budi Sultika lantaran minimnya penyaluran beras. \"Kalau dulu kita punya outlet raskin atau rastra, sekarang kan nggak ada. Jadi 80 ribu ton (beras) nggak bisa dikemana-manain,\" ujar Budi.
Selain memenuhi gudang Bulog, keberadaan stok 80 ribu ton beras itu juga bakal mempengaruhi daya serap Bulog terhadap hasil panen petani. Budi memastikan, pengadaan beras di tahun 2021 hanya bisa sebesar 33 ribu ton dari panen musim rendeng saja.
Sementara pada musim panen gadu atau ketiga, hasil panen petani tidak diserap Bulog. Selain karena harganya tinggi, juga produktivitasnya menurun dibanding hasil panen musim rendeng. \"Kalau kita mau minimal itu musim rendeng aja belum musim gadu itu beda lagi,\" tambah Budi.
Dia berpikir keras agar stok 80 ribu ton beras di gudang Bulog segera habis. Sejumlah opsi dirancang agar stok segera berkurang.
\"Sebanyak 80 ribu ton itu cadangan pemerintah termasuk beras Vietnam 2018, 2019 masih ada semua itu bisa digunakan untuk KPSH dengan percepatan itu masih sedikit sekitar 2.000 ton itu nggak signifikan untuk mengurangi 80 ribu ton,\" jelas Budi.
Budi berharap, pemerintah daerah di wilayah kerja Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon mau membuat program penyerapan beras di gudang Bulog. Misalnya untuk operasi pasar atau pembelanjaan untuk dibagikan ke warga sebagai bansos.
\"Kalau ada Pemda mau, bisa libatkan Bulog,\" pungkas Budi. (wan)