RAKATCIREBON.ID - Argasunya menjadi kelurahan sangat rentan di sektor ketahanan pangan se-Kota Cirebon. Kabar itu mencuat dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) yang diinisiasi Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon, Selasa (30/11).
Rakor dihadiri 51 peserta dari unsur pemerintahan lima kecamatan, 22 kelurahan dan sejumlah instansi terkait di Kota Cirebon. Dalam rakor tersebut, Kelurahan Argasunya ditetapkan menjadi kelurahan dengan tingkat kerawanan pangan sangat rawan.
“Tujuan rakor untuk menganalisis daerah mana saja dengan tingkat kerawanan pangan,” ujar Kepala Bidang Ketahanan dan Kerawanan Pangan, Hj Elmi Masruroh kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Dijelaskan Elmi, penentuan Argasunya sebagai kelurahan sangat rentan didasarkan pada lima indikator. Pertama ketersediaan sarana dan prasarana penyedia pangan. Seperti agen beras, UMKM dan lainnya.
Kedua, lanjut Elmi, indikator tingkat kesejahteraan rumah tangga. Yakni keberadaan warga miskin. Yang diukur ialah rasio keberadaan warga kurang mampu dengan jumlah total penduduk.
Selain itu, indikator ketiga yakni kemudahan akses transportasi. Semakin sulit dijangkau, maka penilaian kerawanan pangan semakin besar. Argasunya termasuk kelurahan yang keberadaannya jauh dari pusat kota.
Indikator keempat yakni ketersediaan air bersi. \"Apakah ada sumber air bersih yang bisa dimasak dan dikonsumsi. Ini juga menjadi penilaian,\" kata Elmi.
Kemudian indikator terakhir yakni ketersediaan fasilitas kesehatan. Seperti puskesmas, rumah sakit atau klinik beserta tenaga kesehatannya.
Dari hasil penilaian itu, kata Elmi, seluruh kelurahan se Kota Cirebon terbagi menjadi enam kategori ketahanan pangan. Kategori pertama sangat rentan disandang oleh Argasunya, kemudian rentan ada Pegambiran, agak rentan Kalijaga, agak tahan diisi 13 kelurahan antara lain Harjamukti, Kecapi dan Kasepuhan.
Lalu kategori tahan diisi oleh Larangan, Pekalangan dan Pekiringan. Dan kategori kelima sangat tahan ditempat Jagasatru, Pekalipan dan Karyamulya.
\"Data ini akan kita sosialisasikan. Akan menyajikan data FSPA ini untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan untuk perencanaan program dan intervensi pangan dan gizi,\" jelas dia.
Diharapkan, instansi yang berkaitan dengan penyedia indikator penilaian FSVA bahu-membahu mendesain program kerja untuk membangun Kota Cirebon terutama Kelurahan Argasunya.
\"Mengapa ini diinsformasikan supaya groyokan mengentaskan Kelurahan Argasunya, supaya tahan pangan. Dinas kami sendiri tahun depan akan urban farming berupa family farming. Tentu tidak hanya diatasi oleh dinas kami saja tapi komprehensif,\" tambah dia. (wan)