RAKYATCIREBON.ID - Konsep wisata terintegrasi dengan tema Kampung Arab, ternyata sudah lama dipersiapkan. Meskipun pembangunannya tertunda, karena anggaran di tingkat provinsi dialihkan dulu untuk penanganan Covid-19. Namun, rencana ini akan segera menjadi kenyataan.
KampungArab sendiri diproyeksikan akan dikembangkan secara terintegrasi di beberapa RW di wilayah Panjunan. Setidaknya, ada tiga RW sentral yang akan menjadi pusatnya. Yakni RW 04 Pesayangan, RW 05 Kenduruan dan RW 08 Panjunan.
Ketua RW 05 Kenduruan, Zaki Mubarak mengungkapkan, Detail Engineering Design (DED) sekaligus site plan untuk pengembangan Kampung Arab sudah selesai. Konsultan sudah turun melakukan pemetaan. Bahkan sudah menyusun gambar untuk pengembangan Kampung Arab.
\"Mayoritas itu di tiga RW. Nanti gerbang utama akan ada di RW 05 Kenduruan, akan dibangun gapura dengan ciri khas Timur Tengah. Site plan sudah ada. Saya megang dokumennya juga,\" ungkap Zaki.
Konsultan dari Bandung, lanjut Zaki, sudah beberapa kali turun dan bertemu dengan pihak RW yang terintegrasi, untuk dikembangkan menjadi Kampung Arab.
Bahkan, sempat diwacanakan pengembangan Kampung Arab ini akan dilaksanakan pada tahun 2020. Namun karena saat itu pandemi Covid-19 melanda, maka pengerjaan ditunda dan direncanakan ulang tahun 2021.
\"Dulu rencana katanya 2020. Cuma karena pandemi, ditunda 2021. Tapi sampai sekarang belum ada pekerjaan. Jadi kemungkinan tahun 2022. Konsultan sudah tiga kali survei ke lapangan,\" lanjut Zaki.
Dijelaskan Zaki, mengenai konsep Kampung Arab yang DED-nya sudah disusun, nanti akan dikembangkan beberapa titik wisata sesuai koridornya. Dan jika melihat perencanaan, ada beberapa koridor. Seperti untuk wisata religi atau ziarah, koridor wisata kuliner khas Arab, serta pertunjukan khas timur tengah.
Untuk wisata religi, kata Zaki, ada beberapa destinasi yang direncanakan. Mulai dari Masjid Merah Panjunan, Makam Pangeran Karung, serta beberapa masjid bersejarah lainnya, termasuk Masjid Jagabayan.
Untuk koridor wisata kuliner, di Kampung Arab nanti dikonsep akan ada semacam sentra kuliner yang menyajikan kuliner khas Arab dan Timur Tengah. Di antaranya Nasi Kebuli, Nasi Mandhi, Nasi Biryani, Nasi Kapsah, hingga Roti Maryam dan Kue Kamir.
\"Di konsepnya, nanti ada kuliner khas Arab dan Cirebon. Ada juga pertunjukan khas Arab. Seperti musik gambus sebulan dua kali. Tempatnya diatur di tengah. Ada juga cinderamata dan oleh-oleh haji,\" jelas Zaki.
Ditambahkan Zaki, dalam pengembangan kepariwisataan, selain Kampung Arab, di Panjunan juga sudah disiapkan konsep Lampung Bahari. Titik wilayahnya ada di RW Pesisir Panjunan, RW 01 Pesisir Selatan dan RW 10 Pesisir Utara.
\"Kampung Bahari bahkan sudah mulai. Diawali dengan proyek Kotaku di pesisir yang sudah berjalan,\" imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati begitu konsen dan bersemangat untuk memperkenalkan Kota Cirebon sebagai kota berbasis wisata. Oleh karena itu, pengembangan-pengembangan kampung wisata pun menjadi prioritasnya.
\"Sedikit-sedikit lah. Pelan-pelan kita kembangkan. Mana dulu yang lebih baik. Kita ada Kampung Batik, Kampung Seni, nanti ada Kampung Arab dan Pecinan,\" imbuh Eti.