Pemkot Pilih Sewa Hotel Langensari, Siapkan Rp1,6 M untuk Dua Bulan

Rabu 28-07-2021,14:00 WIB
Reporter : Iing Casdirin
Editor : Iing Casdirin

RAKYATCIREBON.ID - Pemkot Cirebon sudah mengakui kalau anggarannya kolaps akibat refocusing Covid-19. Sementara kasus corona terus saja meningkat. Karena kondisi itulah, para wakil rakyat mengusulkan agar gedung DPRD Kota Cirebon dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19. Namun justru tak digubris, lebih memilih kembali menyewa hotel.

Terhitung sejak 1 Agustus mendatang, Pemkot Cirebon kembali akan menambah fasilitas isolasi mandiri dan menyewa Hotel Langensari yang berlokasi di Jalan Siliwangi.

Hadirnya fasilitas Hotel Langensari, akan menambah kapasitas fasilitas isolasi terpusat yang sudah ada di Hotel Onos, RSD Gunung Jati dan RS Budi Luhur di wilayah Harjamukti. Gedung BKKBN pun sedang disiapkan untuk fasilitas cadangan.

\"Mulai tanggal 1 Agustus kita aktivasi di Hotel Langensari, untuk dua bulan ke depan sebagai fasilitas isolasi. BKKBN sebagai cadangan belum kita gunakan,\" jelas Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi, kemarin.

Di Hotel Langensari, lanjut Agus, terdapat 40 kamar dengan masing-masing dua bed. Sehingga bisa menambah kapasitas untuk 80 pasien menjalani isomanhot sampai bulan September mendatang. Pemkot sendiri sudah menyiapkan anggaran Rp1,6 miliar untuk menyewa Hotel Langensari dua bulan ke depan.

\"80 orang bisa kita tampung, plus makan dua kali, nakes dan tes, sampai September. Mudah-mudahan situasi membaik,\" lanjutnya.

Masih menurut Agus, untuk fasilitas isolasi terpusat yang didanai pemkot, saat ini ada dua titik. Yakni di RSD Gunung Jati dengan kapasitas 221 dan Hotel Onos 54, ditambah dengan cadangan gedung BKKBN dengan kapasitas 40 bed. Belum termasuk Hotel Langensari dengan kapasitas 80 bed.

Di luar itu, secara swadaya, di Harjamukti juga ada fasilitas isolasi terpusat di RS Budi Luhur dengan kapasitas 19 bed. \"Yang dikelola Pemkot ada di RSD Gunung Jati dan Onos, plus Langensari nanti,\" jelasnya.

Sedangkan untuk keterisian, kata Agus, di RSD Gunung Jati, dari 221 bed yang ada, terisi sekitar 85 persen. Di Hotel Onos penuh terisi namun waiting list tidak terlalu banyak. Sedangkan di RS Budi Luhur secara langsung dikoordinasikan dengan pihak Kecamatan Harjamukti.

\"RS Budi Luhur itu swadaya di Harjamukti, BKKBN 40 bed, itu opsi terakhir. Keterisian di RSD Gunung Jati 85 persen, minggu ini tambah 30 bed,\" imbuh Agus.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati menyatakan, pihaknya setuju jika gedung dewan dijadikan salah satu tempat isolasi pasien Covid-19. Jika saja Pemkot Cirebon menyetujui, langkah tersebut bisa menjadi solusi dari kebutuhan fasilitas isolasi, sekaligus menolong APBD yang kini disebut-sebut kolaps.

\"Kalau ternyata terjadi outbreak (fase puncak, red), saya sangat setuju Griya Sawala ini dijadikan tempat isolasi bagi pasien Covid-19 yang OTG atau bergejala ringan,\" ungkap Fitria kepada sejumlah wartawan di Griya Sawala gedung dewan, Senin (26/7).

Menurutnya, wacana tersebut bisa menjadi opsi tepat bagi Pemkot Cirebon. Jika rumah sakit penuh, fasilitas isolasi di hotel juga tidak bisa menampung lagi. Terutama jika anggaran belanja pada APBD sudah tidak memungkinkan untuk bayar sewa hotel.

\"Itupun kalau rumah sakit sudah tidak bisa menampung, hotel juga sama. Kalau anggarannya sudah tidak ada untuk bayar hotel, sudah di sini saja di Griya Sawala. Bisa menghemat anggaran juga, di sini tidak masalah,\" tuturnya.

Bahkan, sambung Fitria, jika pemkot serius ingin menghemat anggaran, rencana sewa Hotel Langensari yang akan dimulai pada awal Agustus mendatang, bisa dialihkan ke gedung dewan. Dengan begitu, anggarannya bisa dialokasikan ke kebutuhan lain untuk penanganan Covid-19.

Tags :
Kategori :

Terkait