Ia menanggapi, sepinya bandara disebabkan adanya pandemi Covid-19. Namun ia tak menampik jauh sebelum pandemi, Abdul merasakan sedikitnya penerbangan yang terbang dari BIJB.
\"Ini kan masa Covid-19 juga, jadi kalau sepi gini ya wajar. Tapi dengan bandara sebesar ini berbiaya tidak sedikit sangat disayangkan. Minimal penerbangan ada, karena ini tidak ada sama sekali. Khawatirnya, ke depan sudah menghabiskan uang banyak bandara ini tidak berjalan efektif,\" ucapnya.
Senada dengan Abdul, Iis (34) warga Kecamatan Kertajati mengaku, sangat menyayangkan kondisi bandara saat ini. Meski dirinya bangga adanya bandara di wilayahnya, namun tak berarti apa-apa jika tak beroperasi.
\"Jadi sebaiknya ada lah (penerbangan penumpang). Bangga sih sangat bangga dengan bandara ini. Kalau mau keluar kota bisa lebih cepat,\" jelas dia. (hsn)