RAKYATCIREBON.ID – Bagi pengguna gadget, siapa yang tidak mengenal aplikasi SHAREit. Aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mentransfer dan berbagi file, serta tautan ke orang lain secara mudah.
Di play store penggunanya sudah 15 jutaan orang. Selain mudah diinstal, keberadaannya dinilai praktis dan bermanfaat. Namun ternyata SHAREit dianggap berbahaya. Berpotensi memanipulasi serta mengakses data pengguna.
Sekretaris Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) Kabupaten Cirebon, Yadi Wikarsa MSi menyampaikan, seluruh aplikasi di ponsel yang mudah didownload, berpotensi diretas atau hack. Baik itu pencurian data, manipulasi, dan pemalsuan data.
\"Jangankan SHAREit, sekelas Facebook serta perusahaan besar di luar negeri pun terdapat beberapa kasus dapat tembus pertahanannya dan dijebol,\" ujar Yadi, Senin (23/2).
Yadi mengungkapkan, di Kabupaten Cirebon terdapat 50 orang yang mencoba meretas atau membobol domain Diskominfo. Karena itu, pihaknya memasang Firewall guna mencegah pembobolan sistem keamanan pada domain.
\"Dan kami akan mengusahakan untuk segera memasang iso 4701 untuk keamanan informasi,\" terangnya.
Ia menyampaikan, terlepas dari masalah hacker yang menyerang domain Diskominfo. Tidak semua aplikasi tidak memiliki sistem keamanan. Begitupun sebaliknya, tidak semua aplikasi memiliknya.
\"Paling tidak beberapa aplikasi seperti mobile banking dan aplikasi ternama lainnya. Memiliki firewall dengan tingkat keamanan yang beragam,” tuturnya.
Menurutnya, alasan maraknya hacker di berbagai lapisan web, aplikasi, dan domain dikarenakan, data itu sangat berharga dibandingkan apapun. Bahkan, Presiden Jokowi pernah menyampaikan, ada yang lebih berharga dibanding minyak bumi, yaitu data.
\"Saya juga mengakui aplikasi share it mempermudah transfer data atau apapun. Namun, kita harus tetap berhati-hati dalam mengunduh aplikasi. Pun menggunakannya. Sebab, data pribadi bisa dengan mudah dihack yang kemudian digunakan untuk tindak kejahatan,\" paparnya.
Terlebih, tambah Yadi, kejadian hacker ini tidak dapat diduga kapan, dan dimana terjadi. Karena, memang pelaku ini mengontrol dari jarak jauh.
“Serta, pelakunya sendiri bersifat anonim atau tidak diketahui, dan sukar dicari,” pungkasnya. (zen)