RAKYATCIREBON.ID - Berbagi kebahagiaan bisa dilakukan dalam banyak cara. Bagi seorang pengusaha, memberi kebahagiaan berarti menciptakan produk yang dapat dijadikan solusi suatu persoalan konsumennya. Hal itulah yang dilakukan Lily Hilaliyah.
Ibu paru baya ini menciptakan sajadah lapis busa dengan ketebalan sampai 3 cm. Sajadah ini memang didisain khusus untuk keperluan ibadah salat statis dalam ruangan. Empuk, lembut dan mudah dibersihkan jadi keunggulannya. Tak heran, sejak pertama kali dikenalkan pada 2014 silam sajadahini laris manis di pasaran.
Melalui brand Rumah Sajadah, alas sujud yang diproduksi di Cirebon ini sudah menjangkau seluruh pelosok Indonesia. Lantaran bisa dipesan pebelanja online melalui berbagai platform media sosial.
Lily mengatakan, ide usaha sajadah busa didasari atas banyaknya keluhan orang yang tak kuat lama duduk di atas sajadah biasa. Terutama manula. Sajadah busa pun hadir sebagai solusinya.
\"Kita ingin menyelesaikan masalah orang-orang yang ingin ibadahnya itu lebih nyaman. Dzikirnya bisa lebih lama,\" ucap Lily kepada Rakyat Cirebon.
Sajadahpun didisain minim corak. Hanya ada logo Rumah Sajadah serupa kubah masjid titik sujud kepala. Namun banyak variasi warna dan ukuran sesuai kebutuhan konsumen. Di bagian depan dan belakang terdapat rumbai-rumbai layaknya sajadah pada umumnya.
“Sengaja memang didisain tidak ada corak. Kami ingin pengguna sajadah ini bisa konsentrasi saat ibadah. Jadi tidak terlalu fokus pada sajadahnya,” kata dia.
Bagi Lily, usaha tak melulu mencari laba. Kehadiran sajadah busanya ini justru diharapkan dapat membantu masyarakat lebih giat ibadah salat atau dzikir. “Jika bisa dibarengi dengan misi dakwah kenapa tidak,” kata Lily.
Kini, Lily sudah mempunyai 1000 mitra usaha di berbagai daerah se Indonesia. Rata-rata permintaan sajadah 500 sampai 700 pcs per bulan. Harganya mulai Rp300 ribu. Jumlah itu bisa meningkat tajam saat momen ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha.
“Alhamdulillah kalau omzet setiap tahun naik. Peakseasonnya di bulan puasa. Ramadan tahun ini naik 200 persen dari sebelumnya sampai kirim 3000 pcs se Indonesia. Karena orang nggak mudik jadi pada ngirim paket gitu,” jelas dia.
Seluruh aktivitas pemasaran Rumah Sajadah dilakukan online. Keberadaan perusahaan ekspedisi jelas jadi kebutuhan. Lily pun sudah punya langganan ekspedisi favorit yakni JNE. Baik pengiriman besar ke mitra maupun kiriman satuan ke konsumen 80 persen dilakukan menggunakan JNE.
Tak hanya andal dalam pelayanan, menurut Lily JNE kerap memberi cash back kepada Rumah Sajadah jika mencapai target pengiriman tertentu. “Sangat membantu. Khususnya JNE dan kita dikasih cash back setiap bulan kalau capai target,” tambah Lily.
Selain itu, kata Lily, semangat usaha JNE makin membuatnya kagum. Tak hanya bisnis, JNE juga aktif berbagi kebahagiaan kepada sesama yang membutuhkan. Hal itulah yang ditiru Rumah Sajadah dalam menjalankan usahanya.
Minimal 2,5 persen laba Rumah Sajadah disalurkan dalam bentuk sedekah beras kepada sebuah yayasan anak yatim setiap bulan. “Kalau ada rejeki lebih ya kami berikan lebih sampai 5 persen,” ujar dia.
Manfaat sajadah busa produk Rumah Sajadah sudah dibuktikan Juju Jumiati. Dia mengenal sajadah busa sejak 2 tahun lalu. Pembelian pertama dia hadiahkan kepada kedua orang tuanya.